MSCI Pangkas Bobot Saham DSSA, Harga Rontok 15% ke Batas Bawah Ada Apa?

New York Post
Morgan Stanley
Penulis: Karunia Putri
21/8/2025, 14.32 WIB

Morgan Stanley Capital International (MSCI) memutuskan tetap memasukkan saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) ke dalam indeks MSCI Indonesia. Namun, dalam tinjauan indeks Agustus 2025, MSCI memangkas bobot saham DSSA dengan mempertimbangkan  penyesuaian sebesar 0,5 pada Foreign Inclusion Factor (FIF).

Foreign Inclusion Factor adalah faktor yang digunakan oleh MSCI untuk menentukan seberapa besar saham suatu perusahaan bisa dimasukkan ke dalam perhitungan indeks MSCI, khususnya terkait dengan porsi kepemilikan asing (foreign ownership). Dalam pengumuman resmi yang dirilis 20 Agustus 2025, MSCI menjelaskan bahwa keputusan ini diambil berdasarkan masukan pelaku pasar terkait ketidakpastian free float saham DSSA. 

Mengingat bobot DSSA yang cukup besar dalam indeks, MSCI menetapkan adjustment factor 0,5 terhadap FIF. Dengan demikian, FIF DSSA yang semula 0,25 atau 25% direvisi menjadi 0,13 atau 13%.

“Perubahan ini akan tercermin dalam Advanced Corporate Event (ACE) Files mulai 21 Agustus 2025,” tulis MSCI dalam keterangan resmi dikutip Kamis (21/8).

MSCI menyebut akan terus memantau perkembangan saham DSSA dan memberikan pembaruan sebelum tinjauan indeks berikutnya pada November 2025.

Menurut riset Stockbit Sekuritas, pengumuman ini mengonfirmasi bahwa DSSA tetap masuk dalam indeks MSCI. Hanya saja, penerapan faktor penyesuaian sebesar 0,5 pada FIF membuat bobot saham DSSA dalam perhitungan indeks berkurang.

“Penyesuaian tersebut menyebabkan potensi arus dana masuk berkurang hingga sekitar 50% dari perkiraan awal,” tulis Stockbit Sekuritas.

Seiring dengan pengumuman tersebut, saham DSSA anjlok 14,97% atau 13.825 poin ke level 78.525 mendekati auto reject bawah pada perdagangan Kamis (21/8) pukul 13.55 WIB. Kendati demikian, sejak awal tahun, saham DSSA telah melesat sebesar 112,16%.

Sebelumnya, MSCI mengumumkan hasil tinjauan indeks per Agustus 2025. Dua saham berhasil masuk ke MSCI Global Standard Indexes, yakni DSSA milik Grup Sinarmas dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) milik konglomerat Prajogo Pangestu.

Sebaliknya, saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADRO) didepak dari indeks global dan dipindahkan ke daftar MSCI Small Cap Indexes. Selain itu, lima emiten lain ditambahkan ke Small Cap Indexes, yaitu PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI), PT MNC Land Tbk (KPIG), PT Petrosea Tbk (PTRO), PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU), dan PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG).

Adapun dua saham yang dikeluarkan dari Small Cap Indexes adalah PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Panin Financial Tbk (PNLF).

“Seluruh perubahan ini akan mulai berlaku pada penutupan perdagangan 26 Agustus 2025 dan efektif per 27 Agustus 2025,” tulis MSCI dalam keterangan resminya, Jumat (8/8).

MSCI dijadwalkan merilis hasil tinjauan berkala berikutnya pada 5 November 2025, yang akan efektif berlaku pada 25 November 2025.

Indeks MSCI merupakan indeks global yang dirancang Morgan Stanley Capital International untuk mencerminkan pergerakan harga saham dari berbagai kategori, baik di negara maju maupun berkembang.



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri