Badan Gizi Akui 4.700 Porsi Makan Bergizi Gratis Bermasalah
Badan Gizi Nasional (BGN) menemukan sebanyak 4.700 porsi Makan Bergizi Gratis (MBG) telah menyebabkan gangguan kesehatan pada siswa. Temuan ini diperoleh dari hasil pemetaan pada tiga wilayah di seluruh Indonesia.
"Sampai hari ini, BGN sudah membuat satu miliar porsi makan. Namun, ada 4.700 yang menimbulkan gangguan kesehatan terhadap anak-anak, dan itu kami sesalkan. Kami terus perketat mekanismenya," kata Kepala BGN Dadan Hindayana dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Dadan menekankan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dapat memulai produksi makanan dalam jumlah porsi yang kecil untuk menekan kasus keracunan atau gangguan kesehatan pada anak-anak di sekolah.
"Kami minta agar SPPG memulai dengan jumlah kecil, jadi kalau mereka punya daftar 3.500 orang tercakup dalam 20 sekolah, maka hari pertama kedua mereka disarankan untuk melayani dua sekolah dulu, setelah mampu melayani, naik secara bertahap," ujarnya pada Senin (22/9) seperti dikutip dari Antara.
Dadan menemukan, sebagian besar masalah pada makanan muncul dari SPPG baru. "Jadi setiap SPPG perlu memitigasi secara dini dan kami lakukan investigasi tersendiri terkait dengan kejadian gangguan pencernaan pada anak didik," ujarnya.
Berikut hasil pemetaan dan penyebab kasus gangguan kesehatan berdasarkan wilayah yang disampaikan oleh Kepala BGN:
1. Wilayah 1, Pulau Sumatra, terdapat tujuh kasus dengan 1.281 orang mengalami gangguan kesehatan;
2. Wilayah 2, Pulau Jawa, terdapat 27 kasus yang menyebabkan 2.606 orang mengalami gangguan kesehatan;
3. Wilayah 3, meliputi Kalimantan, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, hingga Papua, terdapat 11 kasus yang menyebabkan 824 orang mengalami gangguan kesehatan.
Dadan mengingatkan kepada seluruh SPPG agar benar-benar memperhatikan pengelolaan bahan ketika akan mengganti pemasok. Peringatan ini menyusul kasus terakhir di Banggai Kepulauan, Sulawesi Selatan, yang menyebabkan 329 orang mengalami gangguan kesehatan akibat pengolahan ikan cakalang yang kurang benar.
"Dengan adanya kejadian di Banggai itu, kami mengingatkan agar mitra kalau mau mengganti pemasok harus dilakukan bertahap, khususnya untuk cakalang. Kalau tidak dibersihkan dengan baik, memang cakalang ini sangat rentan terhadap alergi, dan bahkan ada yang bisa mematikan," ujar Dadan.