Emiten Happy Hapsoro (RATU) Kaji Akuisisi 3 Lapangan Migas Selain Blok Kasuri
Emiten milik suami Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Puan Maharani, Happy Hapsoro, PT Raharja Energi Cepu Tbk (RATU) tengah menjajaki kemungkinan akuisisi hak partisipasi atau participating interest (PI) blok migas selain Blok Kasuri di Papua Barat.
Direktur Utama Raharja Energi Cepu, Sumantri, mengatakan tiga kandidat potensial lainnya tersebar di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Timur. Hanya saja dirinya mengaku saat ini posisinya masih proses.
“Tapi posisinya masih proses ya, aku tidak mau over promise ke publik,” kata Sumantri ketika dihubungi Katadata.co.id, Kamis (30/10).
Sebelumnya Direktur Utama RAJA, Djauhar Maulidi, menyampaikan bahwa Grup Rukun Raharja saat ini masih berada pada tahap negosiasi dengan sejumlah pihak terkait untuk rencana partisipasi di Blok Kasuri, salah satu blok gas potensial yang dikelola Genting Oil di Papua Barat. Ia menyebut akuisisi Blok Kasuri itu akan rampung akhir tahun ini.
“Pembicaraan dan kajian indikatif telah berjalan, dan diharapkan dalam 1–2 bulan ke depan dapat tercapai kesepakatan awal,” kata Djauhar dalam paparan publik secara virtual pada Selasa (28/10).
Menanggapi rencana itu, Direktur Utama Raharja Energi Cepu, Sumantri, menyampaikan proses akuisisi masih berjalan dan bersifat dinamis. Menurutnya penyelesaian akuisisi bergantung pada kesepakatan komersial dengan pihak terkait serta persetujuan pemerintah.
“Terus terang soal selesainya ini masih sangat dinamis,” ucapnya.
Raharja Energi Cepu (RATU) Buka Opsi Cari Dana
Adapun pada perdagangan saham hari ini, Kamis (30/10) saham RATU melonjak 6,07% ke level Rp 7.425 pada pukul 15.18 WIB. Kapitalisasi pasarnya juga menjadi Rp 20,16 triliun. Selain itu apabila menilik performanya, RATU sudah melesat 22,73% dalam seminggu terakhir. Selain itu, dalam enam bulan terakhir juga melonjak 48,50%.
Sebelumnya saham RATU pada perdagangan saham Jumat, 10 Oktober 2025 lalu sempat melonjak 13,20% tembus ke Rp 10.025 dan kapitalisasi pasarnya mencapai Rp 27,22 triliun.
Seiring dengan kenaikan itu, manajemen RATU melaporkan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) perihal volatilitas transaksi efek perusahaan. Direktur Raharja Energi Cepu, Adrian Hartadi, mengatakan Perseroan tidak mengetahui adanya aktivitas dari pemegang saham tertentu yang dapat mempengaruhi harga efek perusahaan.
Menanggapi pertanyaan Otoritas Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait rencana aksi korporasi dalam waktu dekat, termasuk yang dapat berdampak pada pencatatan saham dalam tiga bulan ke depan, Adrian menjelaskan perseroan terus melakukan kajian terhadap berbagai opsi pendanaan dan pengembangan bisnis.
Langkah tersebut mencakup kemungkinan penerbitan efek bersifat utang maupun bentuk aksi korporasi lainnya yang dinilai mendukung strategi pertumbuhan perusahaan.
“Namun hingga saat ini belum terdapat keputusan atau rencana aksi korporasi yang bersifat material dan wajib diungkapkan kepada publik,” ucap Adrian dalam keterbukaan informasi BEI, dikutip Jumat (10/10).