Adu Laba Emiten Prajogo BRPT, CUAN, BREN, CDIA dan PTRO, Mana Menarik Dikoleksi?
Sejumlah emiten milik konglomerat Tanah Air Prajogo Pangestu telah menyampaikan laporan keuangan hingga kuartal ketiga tahun ini kepada publik. Berdasarkan catatan keuangan tersebut, seluruh perusahaan terbuka milik Prajogo mencatatkan kinerja moncer.
Misalnya PT Barito Pacific Tbk (BRPT) yang membukukan laba bersih melonjak hingga 2.055% secara tahunan atau year on year (yoy). Lalu, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) melompat 314,3% secara yoy. Kemudian, anak usaha TPIA yang baru saja melantai di Bursa Efek Indonesia pada Juli lalu juga mencatatkan kinerja positif, laba bersih PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melesat 266,2% secara yoy.
Selanjutnya, kinerja keuangan perusahaan Prajogo yang bergerak di bidang Energi Baru Terbarukan (EBT), yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) tumbuh 23,8% serta laba bersih PT Petrosea Tbk (PTRO) melonjak 141,9% secara yoy.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menilai, kinerja emiten-emiten milik Prajogo Pangestu memang ciamik dan menarik perhatian investor. Tak heran, kata Nafan, harga sahamnya sempat mencatatkan tren kenaikan dengan apresiasi yang cukup baik.
Meski valuasi saham-saham milik Prajogo sudah tergolong premium, pergerakan harga yang positif dinilai sudah mampu memberi kisi-kisi mengenai kinerja laba yang luar biasa.
“Tentunya kalau saya pikir ini [harga saham-sahamnya sudah ter price-in oleh kinerja laba yang luar biasa,” kata Nafan kepada Katadata, Senin (3/11).
Menurutnya, secara umum, prospek emiten di bawah konglomerasi Prajogo Pangestu dipandang masih positif. Hal ini sejalan dengan perkembangan sektor usaha yang digelutinya, yang dinilai memiliki potensi pertumbuhan kuat dan berkelanjutan. Prospek positif tersebut juga berpotensi memberikan dampak baik terhadap kinerja fundamental perusahaan.
Meski demikian, aspek Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan yang baik masih perlu ditingkatkan. Walaupun valuasinya relatif tinggi, selama pergerakan harga saham masih positif dan kinerja keuangan terus meningkat, prospek ke depan diyakini akan tetap solid.
Nafan juga memberikan target harga kepada saham Prajogo yang dinilai menjanjikan, yakni PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), target harga ke level 9.775 dan PT Barito Pacific Tbk (BRPT), target harga ke level 3.990.
Sementara itu, D’Origin Advisory memberikan target harga Ro 2.070 dan 2.100 untuk saham CUAN serta level 7.700-7.800 untuk saham PTRO.
Lantas bagaimana kinerja keuangan emiten dekapan Konglomerat nomor 1 di Indonesia itu?
PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Catat Kenaikan Laba Capai Rp 21,57 Triliun
Perusahaan milik Prajogo, PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) membukukan laba bersih sebesar US$ 1,29 miliar atau sekitar Rp 21,57 triliun hingga kuartal ketiga 2025. Kinerja ini berbalik dibandingkan Januari-September 2024 yang rugi US$ 59,37 juta atau sekitar Rp 987,52 miliar pada 2024.
Adapun pendapatan TPIA melonjak hingga 314,3% secara yoy dari US$ 1,23 miliar menjadi US$ 5,10 miliar atau Rp 84,82 triliun. Pendapatan ini berasal dari penjualan lokal kimia US$ 1,19 miliar, penjualan luar negeri produk kilang US$ 2,30 miliar, dan kimia US$ 1,50 miliar.
Selain itu, TPIA memperoleh pendapatan infrastruktur lokal sebesar US$ 97,41 juta dan luar negeri sebesar US$ 1,47 juta.
Direktur dan Chief Financial Officer Group PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) Andre Khor menyampaikan, kinerja luar biasa selama sembilan bulan pertama tahun ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan transformasi perusahaan menuju posisi pemimpin regional di sektor energi, kimia, dan infrastruktur.
“Didukung oleh operasi yang solid dan eksekusi yang disiplin, kami berhasil membukukan laba bersih tertinggi yang mencerminkan ketahanan keuangan dan kemampuan adaptif strategis kami,” kata Andre dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).
Laba Bersih PT Barito Pacific Tbk (BRPT) Meroket 2.055%
Emiten Prajogo yang paling mencatatkan kinerja cemerlang adalah PT Barito Pacific Tbk (BRPT). perseroan membukukan laba bersih sebesar US$ 582 juta atau setara Rp 9,71 triliun. Capaian laba BRPT itu meroket 2.055% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 27 juta. Kinerja moncer ditopang lonjakan pendapatan yang mencapai US$ 5,56 miliar, naik 231,8% yoy dari US$ 1,67 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kontributor utama berasal dari segmen petrokimia yang mencatat pertumbuhan 314,1% menjadi US$ 5,10 miliar dari sebelumnya US$ 1,23 miliar. Pendapatan dari segmen energi juga meningkat 3,6% menjadi US$ 457 juta, sementara pendapatan lainnya stabil di US$ 4 juta.
Direktur Utama BRPT Agus Pangestu mengatakan, sembilan bulan pertama tahun ini menjadi periode pertumbuhan luar biasa bagi perseroan. “Pencapaian ini mencerminkan komitmen kami terhadap keunggulan operasional, optimalisasi portofolio, serta pengelolaan modal yang disiplin,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (31/10).
Laba Bersih PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) Meningkat 23,8%
Emiten EBT Prajogo, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) membukukan laba bersih sebesar US$ 106,55 juta. Jumlah tersebut naik 23,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 86,06 juta.
Tumbuhnya laba bersih perseroan salah satunya didorong oleh kenaikan pendapatan menjadi US$ 457,39 juta, meningkat 3,6% yoy dari US$ 441,29 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Pundi-pundi kekayaan BREN berasal dari penjualan listrik sebesar US$ 215,03 juta, segmen pendapatan sewa operasi senilai US$ 116,09 juta, penjualan uap sebesar US$ 94,70 juta, serta pendapatan sewa senilai US$ 31,55 juta.
Pendapatan biaya manajemen menjadi US$ 22.000 dan penjualan kredit karbon sebesar US$ 1.000. Kemudian, perseroan mencatatkan kenaikan beban depresiasi dan amortisasi menjadi US$ 71,05 juta.
Laba Bersih PT Petrosea Tbk (PTRO) Melejit 141,9%
Selanjutnya, PT Petrosea Tbk (PTRO) membukukan laba bersih sebesar US$ 6,93 juta atau sekitar Rp 115,10 miliar hingga kuartal ketiga 2025. Torehan itu terbang hingga 141,9% yoy dari periode yang sama sebelumnya US$ 2,86 juta atau Rp 47,58 miliar pada 2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan PTRO hingga September 2025 US$ 603,84 juta atau sekitar Rp 10,01 triliun. Angka itu melonjak 18,4% yoy dari periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 509,91 juta atau Rp 8,46 triliun pada 2024.
Secara rinci, pendapatan perusahaan didominasi dari segmen konstruksi dan rekayasa sebesar US$ 271,83 juta, penambangan US$ 267,16 juta, dan jasa sebesar US$ 23,27 juta.
Kemudian diikuti EPCI-Minyak Bumi dan Gas Lepas Pantai sebesar US$ 5,86 juta dan lain lain US$ 1,89 juta. Kemudian pendapatan dari penjualan batu bara turun menjadi US$ 33,80 juta dari sebelumnya US$ 45,25 juta.
Lalu rincian pelanggan dengan transaksi melebihi 10% dari jumlah nilai pendapatan konsolidasian pihak ketiga dari BP Berau Ltd US$ 127,46 juta, PT Kideco Jaya Agung sebesar US$ 80,99 juta, dan PT Freeport Indonesia US$ 52,46 juta.
Laba Bersih PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) Melompat 141,9%
Emiten anak usaha TPIA, yaitu PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) meraup laba bersih sebesar US$ 77,60 juta atau sekitar Rp 1,29 triliun hingga kuartal ketiga 2025. Torehan itu melonjak hingga 266,2% yoy dibanding periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 21,19 juta atau Rp 352,58 miliar pada 2024. Berdasarkan laporan keuangannya, pendapatan perusahaan juga melonjak 42% yoy menjadi US$ 104,82 juta atau sekitar Rp 1,74 triliun dari periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 73,83 juta atau Rp 1,22 triliun pada 2024 lalu.
Secara rinci, pendapatan CDIA berasal dari penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya sebesar US$ 68,23 juta dan penjualan bahan bakar sebesar US$ 7,72 juta. Kemudian diikuti jasa sewa kapal sebesar US$ 24,67 juta dan sewa tangki dan dermaga US$ 4,19 juta.
Laba bersih hingga kuartal ketiga 2025 ini ditopang oleh ketahanan operasional dan pertumbuhan portofolio yang berkelanjutan, dengan likuiditas mencapai US$ 705,4 juta.