Wall Street Bangkit Didorong Saham Teknologi Pulih Sambut Rilis Kinerja Nvidia
Indeks utama di bursa Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Rabu (19/11) waktu setempat. Penguatan terjadi setelah empat hari pelemahan yang dipicu tekanan pada saham-saham teknologi menjelang rilis laporan keuangan Nvidia yang dirilis setelah penutupan pasar.
Indeks S&P 500 naik 0,5%, sementara Nasdaq Composite menguat 0,8%. Adapun Dow Jones Industrial Average bertambah 54 poin atau sekitar 0,1%.
“Sulit bagi sebuah saham untuk terus mengungguli pada hari pengumuman kinerja ketika sebelumnya sudah naik cukup tinggi. Justru sehat bahwa Nvidia sempat terkoreksi beberapa hari terakhir karena bisa menyetel ulang ekspektasi investor,” ujar Senior Portfolio Manager Washington Trust Wealth Management Michael Sheldon dikutip dari CNBC, Kamis (20/11).
Menurut dia, kondisi tersebut dapat menjadi lingkungan yang lebih sehat bagi saham Nvidia saat merilis kinerja, sehingga peluang respons positif dari pasar akan lebih besar.
Salah satu penggerak pasar pada hari itu adalah Alphabet yang melonjak sekitar 3% dan menyentuh rekor tertinggi baru. Kenaikan didorong optimisme terhadap generasi terbaru teknologi AI milik perusahaan, Gemini 3 yang resmi diluncurkan pada Selasa.
Sementara itu, Nvidia juga menguat sekitar 3% menjelang pengumuman kinerja kuartal ketiga 2025 setelah penutupan perdagangan. Analis memperkirakan perusahaan yang memiliki bobot besar dalam indeks utama akan mencatat hasil jauh di atas ekspektasi berkat permintaan yang kuat terhadap chip AI dan infrastruktur pendukungnya.
Namun, tingginya standar kinerja Nvidia membuat investor mulai berhati-hati. Dalam beberapa hari terakhir, investor terlihat mengambil untung dari saham-saham teknologi di tengah kekhawatiran valuasi perusahaan-perusahaan terkait AI, termasuk Nvidia dan para hyperscaler telah naik terlalu cepat.
“Investor kini mulai bertanya, dengan komitmen investasi triliunan dolar untuk pusat data dan kemampuan AI, kapan hasilnya mulai terlihat?” tanya Chief Investment Officer Certuity Scott Welch. Menurutnya, hal tersebut bukan berarti mereka meragukan prospeknya, tetapi soal waktu.
Welch menambahkan bahwa tidak ada yang salah dengan perdagangan bertema AI, tetapi tampaknya tidak akan mencapai puncak dalam waktu dekat. Sepanjang sejarah, pasar tidak pernah menyentuh level setinggi ini tanpa mengalami koreksi.
Pada perdagangan Selasa, Dow Jones dan S&P 500 mencatat penurunan keempat berturut-turut, dengan S&P 500 mengalami rangkaian pelemahan terpanjang sejak Agustus. Nasdaq yang sarat saham teknologi juga membukukan hari negatif kelima dalam enam sesi.
Bitcoin sempat turun di bawah US$ 90.000 sebelum pulih pada hari itu, sementara harga emas naik dari posisi terendah dalam satu pekan.