Strategi CDIA usai Resmi Operasikan PLTS 4,5 MWp di Cilegon
PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) melalui anak usahanya, PT Krakatau Chandra Energi (KCE) resmi mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) baru berkapasitas 4,7 megawatt-peak (MWp).
Presiden Direktur CDI Group Fransiskus Ruly Aryawan mengatakan, fasilitas tersebut telah mencapai Commercial Operation Date (COD) pada 17 November 2025, lebih cepat satu minggu dari target awal. Dengan beroperasinya PLTS ini, maka total kapasitas terpasang CDI Group meningkat menjadi 11 MWp.
Dia menjelaskan, energi yang dihasilkan PLTS ini akan langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kawasan Industri Krakatau, Cilegon, Banten. Menurut Fransiskus, tambahan kapasitas ini akan memperkuat posisi kawasan tersebut sebagai salah satu kawasan industri strategis nasional.
“Pengoperasian PLTS oleh KCE ini menegaskan komitmen CDI Group untuk menghadirkan infrastruktur energi yang lebih efisien, bersih dan berkelanjutan bagi sektor industri nasional,” ujar Fransiskus dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia, Senin (24/11).
Proyek ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang CDIA sebagai bagian dari CDI Group untuk memperkuat pilar energi melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT), sekaligus mendukung target bauran energi nasional. Fransiskus menjelaskan, fasilitas baru ini juga menambah portofolio energi terbarukan CDI Group dan berkontribusi pada percepatan transisi energi di sektor industri.
PLTS ground-mounted dibangun di atas lahan seluas 5 hektare yang sebelumnya tidak produktif. Fasilitas ini menjadi salah satu proyek strategis CDI Group yang mengoptimalkan pemanfaatan lahan melalui konversi area nonproduktif menjadi aset energi hijau.
Dengan kapasitas 4,7 MWp, PLTS ini diproyeksikan mampu mengurangi emisi karbon hingga 5.086,74 ton CO?eq per tahun, setara dengan penyerapan lebih dari 243 ribu pohon per tahun. Fasilitas ini juga dirancang dengan standar internasional melalui penggunaan teknologi panel surya dan inverter berperforma tinggi, sehingga dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kebutuhan energi industri.
“CDI Group menegaskan komitmennya untuk terus memperluas kapasitas PLTS secara bertahap sebagai bagian dari strategi jangka panjang untuk menyediakan pasokan listrik yang andal dan solusi energi yang ramah lingkungan di masa depan,” ujarnya.
Kinerja Keuangan CDIA
CDIA membukukan laba bersih sepanjang sembilan bulan pertama tahun ini sebesar US$ 77,60 juta atau sekitar Rp 1,29 triliun hingga kuartal ketiga 2025. Torehan itu melonjak hingga 266,2% yoy dibanding periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 21,19 juta atau Rp 352,58 miliar pada 2024.
Perusahaan terbuka milik Prajogo yang baru melantai di BEI pada Juli lalu ini mencatatkan pendapatan perusahaan juga melonjak 42% yoy menjadi US$ 104,82 juta atau sekitar Rp 1,74 triliun dari periode yang sama sebelumnya sebesar US$ 73,83 juta atau Rp 1,22 triliun pada 2024 lalu.
Pendapatan CDIA ini berasal dari penjualan daya listrik dan jasa kelistrikan lainnya sebesar US$ 68,23 juta dan penjualan bahan bakar sebesar US$ 7,72 juta. Kemudian diikuti jasa sewa kapal sebesar US$ 24,67 juta dan sewa tangki dan dermaga US$ 4,19 juta.
Dari sisi neraca, total aset CDIA melonjak 48,1% menjadi US$ 1,6 miliar dibandingkan US$ 1,08 miliar pada akhir 2024. Jumlah ekuitas juga melonjak 52,9% menjadi US$ 1,15 miliar sepanjang Januari–September 2025.
Laba bersih hingga kuartal ketiga 2025 ini ditopang oleh ketahanan operasional dan pertumbuhan portofolio yang berkelanjutan, dengan likuiditas mencapai US$ 705,4 juta. Posisi keuangan tersebut semakin diperkuat oleh fasilitas pinjaman baru dari PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) senilai Rp 2 triliun, kerja sama dengan Bank Danamon, tambahan modal dari Chandra Asri Group dan EGCO Group, serta dana hasil IPO Juli 2025.