PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) menyebut pasokan emas dari PT Freeport Indonesia belum akan optimal hingga kuartal keempat 2025. Pengiriman pasokan emas dari Freeport terganggu sejak kuartal ketiga 2025 akibat bencana longsor yang terjadi di Tambang Grasberg pada September 2025.
“Kemudian memang ada force majeure yang kami sangat prihatin terjadi di kuartal III 2025 sehingga mengakibatkan pasokan (emas) untuk sementara harus kami adjust turun,” ujar Direktur Komersial Aneka Tambang, Handi Sutanto dalam konferensi pers RUPSLB Antam di Jakarta, Senin (15/12).
Ia mengatakan, pihaknya bersama dengan Freeport terus berkomunikasi agar pasokan dapat segera kembali pulih. Pasokan emas dari Freeport, menurut dia, sudah kembali masuk pada kuartal keempat meski belum sepenuhnya optimal.
Kendati demikian, ia berharap pasokan emas dari Freeport akan kembali pilih sehingga Antam dapat meningkatkan proporsi sumber daya domestiknya pada 2026. Ia mengaku ANTM secara konsisten mengutamakan pasokan dari dalam negeri. Apalagi kebijakan pemerintah melalui PMK Nomor 80 Tahun 2025 terkait pengenaan bea keluar dinilai sejalan dengan strategi Antam.
“Jadi align dengan keinginan kami dari dulu untuk mengutamakan sourcing domestik dan ini juga suatu kebijakan dari pemerintah yang tentunya akan mendorong adanya penjualan ke domestik ketimbang ke luar negeri," kata dia.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Tony Wenas pada Februari lalu memperkirakan, Freeport dapat menyuplai 24–28 ton emas ke Antam pada 2025. Freeport sudah mulai mengirimkan emas batangan ke Antam seberat 125 kg pada Februari senilai Rp 207 miliar.
Pengiriman tersebut, menurut Tony, merupakan bagian dari perjanjian kerja sama bisnis antara Freeport dengan Antam yang mencakup kapasitas 30 ton emas per tahun.
Produksi Emas Freeport Anjlok hingga 75% Tahun Ini
Namun, bencana longsor yang terjadi di Tambang Grasberg berdampak pada produksi Freeport. Produksi emas PTFI diproyeksi anjlok hingga 75% pada tahun ini, dengan produksi diperkirakan maksimal hanya mencapai 15 ton. Freeport menargetkan produksi baru bisa kembali normal di kisaran 50–60 ton pada 2027.
Wakil Presiden Direktur Freeport Indonesia, Jenpino Ngabdi, menjelaskan bahwa produksi normal perusahaan biasanya berada di kisaran 50–60 ton per tahun. Apabila dikalkulasikan dan dibandingkan dengan produksi normal sekitar 60 ton per tahun, capaian 15 ton tahun ini anjlok mencapai 75%.
“Untuk tahun ini mungkin kami maksimum 15 ton, sebagian besar juga kita supply ke PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam,” kata Jen usai agenda Pegadaian Bullion Connect di Jakarta, Rabu (12/11).
Ia mengatakan, berkurangnya produksi emas Freeport akibat bencana longsor yang terjadi di tambang milik PT Freeport Indonesia di Grasberg Block Cave pada 8 September 2025.
Pria yang akrab disapa Jen itu juga menyebut pada tahun depan produksi emas Freeport kemungkinan masih akan turun sekitar 30% dari kondisi normal akibat insiden wetmark. Selain itu Freeport menargetkan produksi bisa kembali normal di kisaran 50–60 ton pada 2027.
“Tapi tahun ini mungkin maksimum 15 ton karena selain belum full capacity, dan juga ada insiden kemarin sehingga produksi kita berkurang,” katanya