BEI Ungkap Rencana IPO 2 Emiten Lighthouse di Kuartal I 2026, Intip Bocorannya

vecteezy.com/ecaterina tolicova
Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Penulis: Karunia Putri
31/12/2025, 05.25 WIB

Bursa Efek Indonesia membeberkan terdapat dua emiten mercusuar atau lighthouse company yang tengah bersiap menggelar penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO). Rencana itu disebut bakal dieksekusi pada kuartal pertama 2026. 

Lighthouse company merupakan perusahaan mercusuar yang umumnya memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan porsi saham publik atau free float minimal 15%.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Nyoman Gede Yetna mengatakan, kedua perusahaan tersebut berasal dari sektor infrastruktur dan pertambangan (mining). Sementara itu, dia menyebut terdapat tujuh perusahaan yang ada di pipeline atau antrean yang di luar lighthouse company untuk tahun 2026.

Lighthouse ada 2. Yang ada itu sektor infrastruktur dan mining,” kata Nyoman ketika ditemui usai penutupan perdagangan BEI di Main Hall, Selasa (30/11).

Lebih lanjut dia menyebut, pihaknya terbuka terhadap rencana IPO perusahaan dari berbagai sektor. Mulai dari industri hingga keuangan. Sementara itu, menjawab mengenai kabar IPO dari Bank Jakarta, Nyoman menyebut bahwa nama Bank Jakarta belum masuk dalam daftar pipeline di BEI.

“Saat ini di pipeline  kita ada masih sekitar 7 yang pipeline. Kami belum ada nama bank tersebut,” kata Nyoman lagi. 

Sebelumnya, BEI telah mengumumkan sembilan calon emiten yang antre untuk IPO pada tahun depan. Nyoman mengatakan berdasarkan klasifikasi aset perusahaan yang merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat enam perusahaan dalam pipeline tergolong skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar.  

Selain itu, terdapat satu perusahaan aset skala menengah atau aset antara Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar. Sedangkan perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar terdapat dua dalam pipeline atau antrean. 

"Sampai dengan 24 Desember 2025 telah tercatat 26 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp 18,11 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Sabtu (24/12).

Berikut jumlah emiten yang mengantre IPO berdasarkan sektornya:   

  • 2 perusahaan dari sektor material dasar  
  • 1 perusahaan dari sektor energi  
  • 3 perusahaan dari sektor finansial  
  • 1 perusahaan dari sektor industri  
  • 1 perusahaan dari sektor teknologi  
  • 1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Sinyal IPO Penguasa Batu Bara Sumatra, Titan Infra

Sinyal IPO Titan Infra Sejahtera dari sektor energi itu semula direncanakan pada 2025. Pernyataan itu disampaikan dalam salah satu pemberitaan yang dimuat di laman resmi perusahaan. Tak hanya itu rencana IPO ini juga sudah diungkap pada 2024, dengan target melepas 10% saham.   

Direktur Utama Titan Infra Sejahtera Suryo Suwignjo mengatakan, meski harga batu bara global menurun, perusahaan tetap melanjutkan ekspansi terukur. Suryo menambahkan, kinerja Titan Infra menunjukkan tren positif pada lima bulan pertama tahun 2025.

"Reputasi dan brand awareness perusahaan yang semakin kuat di industri batu bara menjadi modal besar dalam menghadapi rencana IPO pada 2025,” kata Suryo seperti dikutip dari laman resmi perusahaan. 

Di tengah aksi itu perusahaan kini tengah beraksi melalui anak usaha PT Servo Lintas Raya (SLR), mengoperasikan jalan khusus batu bara (hauling road) sepanjang 118 km. Jalan khusus itu berkapasitas 50 juta ton yang menghubungkan wilayah Kabupaten Lahat, Muara Enim dan Penukal Abab Lematang Ilir (PALI). 

Adapun Kabupaten Lahat dan Muara Enim merupakan lumbung batu bara di Sumatera Selatan. Servo Lintas Raya terkoneksi dengan pelabuhan batu bara yang dioperasikan oleh PT Swarnadwipa Dermaga Jaya (SDJ), anak usaha PT Titan Infra Sejahtera. Saat ini, SDJ dapat menampung 34 juta ton batu bara per tahun dan berencana untuk meningkatkan kapasitas pelabuhan menjadi 45 juta ton per tahun. 

IPO Neo Energy Dikabarkan Makin Dekat

PT Anugrah Neo Energy Materials juga disebut tengah bersiap untuk IPO di BEI. Berdasarkan rumor pasar, Neo Energy disebut tengah melaksanakan proses Pre-Deal Investor Education (PDIE).  

Rumor yang beredar itu juga menyebut bahwa raksasa baterai ternama sekaligus mitra strategis Volkswagen Group asal Cina, Gotion High-Tech akan resmi bergabung sebagai mitra strategis Neo Energy.   

Skemanya, Gotion dikabarkan akan mengambil porsi saham pada proyek HPAL (High-Pressure Acid Leaching) milik ANEM. Perusahaan juga akan menyediakan transfer teknologi dan jaminan pembelian (offtake) untuk produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP).  Selain itu, Gotion juga disebut akan bertindak sebagai standby buyer dalam rencana IPO ANEM. 

Namun hingga saat ini belum diketahui berapa besaran porsi dan nilai investasinya. Perusahaan juga belum menyampaikan jadwal hingga berapa jumlah saham yang ditebar saat IPO.  

Katadata.co.id sebelumnya sudah berupaya mendapatkan konfirmasi dari manajemen Neo Energi mengenai kabar IPO ini. Namun hingga berita ini ditayangkan belum ada informasi resmi dari perusahaan. 



Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Karunia Putri