PT Bank Central Asia Tbk merevisi target pertumbuhan kredit pada tahun ini di kisaran 5-7%. Emiten berkode BBCA itu memutuskan target yang lebih konservatif karena meluasnya penyebaran virus corona.
Padahal BCA sebelumnya optimistis pertumbuhan kredit sepanjang 2020 bisa mencapai 7%--8%. Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F Haryn mengatakan pihaknya mempertimbangkan faktor eksternal dan internal, terutama terkait wabah virus corona atau Covid-19.
"Melihat kondisi ini semua, kami memproyeksikan pertumbuhan kredit sekitar 5-7% pada 2020," kata Hera ketika dihubungi Katadata.co.id, Rabu (18/3).
Untuk kinerja sepanjang tahun lalu, Hera menyebut pendapatan bunga BCA naik sebesar 12,5% menjadi Rp 63,8 triliun. Sedangkan penyaluran kredit meningkat 9,5% menjadi Rp 603,7 triliun.
(Baca: IHSG Diramal Masih Bergejolak, Saham Perbankan Layak Dicermati)
Kinerja BBCA itu ditopang kredit korporasi yang tumbuh 11,1% menjadi Rp 236,9 triliun dan peningkatan kredit komersial dan UMKM 12% menjadi Rp 202,9 triliun.
Sedangkan kredit konsumer tumbuh 4,3% menjadi Rp 158,3 triliun, rinciannya kredit pemilikan rumah (KPR) naik 6,5% menjadi Rp 93,7 triliun dan kredit kendaraan bermotor (KKB) susut 1,1% menjadi Rp 47,6 triliun. Di sisi lain,rasio NPL gross BCA pada tahun lalu turun menjadi 1,3% dari periode sebelumnya sebesar 1,4%.
Namun, Hera belum mau mengungkapkan kinerja keuangan perusahaan dalam dua bulan pertama tahun ini. Meski demikian, dia menyatakan BCA akan senantiasa mencermati kondisi, meningkatkan kerja sama, berkoordinasi, dan berkonsultasi dengan regulator serta pemangku kepentingan dalam menghadapi perkembangan pasar terkini.
(Baca: Investor Asing Jual Saham Tiga Bank Besar, IHSG Sesi I Anjlok 4,18%)