Guna menghindari kinerja yang kurang memuaskan, seperti tahun lalu, PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) segera berbenah. Salah satu caranya, BTN hanya membagikan 10% dari laba bersih 2019, sementara sisanya sebesar 90% digunakan untuk memperkuat permodalan.
Sepanjang 2019, BTN menorehkan laba bersih Rp 209,26 miliar, anjlok 92,5% dibanding 2018. Direktur Utama BTN Pahala Nugraha Mansury menjelaskan, dari laba bersih 2019, kurang lebih Rp 20,9 miliar akan dibayarkan sebagai dividen, dengan bagian untuk pemegang saham mayoritas, yakni pemerintah sebesar Rp 12,55 miliar.
"Sisanya, Rp 180,8 miliar akan menjadi laba ditahan. Saya sangat berterimakasih kepada pemegang saham, khususnya pemegang saham mayoritas," ungkap Pahala dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) BTN di Jakarta, Kamis (12/3).
Pahala menjelaskan, laba ditahan sebesar 90% dari dividen akan digunakan untuk memperkuat permodalan perusahaan. Meski demikian, ia menegaskan laba ditahan ini tidak ada kaitannya pada likuiditas, melainkan murni untuk menguatkan modal BTN demi mencapai target-target kinerja yang ditetapkan.
(Baca: BTN Optimistis Laba Bersih Mampu Kembali Ke Kisaran Rp 2,5 Triliun)
Tahun 2020, BTN menetapkan beberapa target kinerja, yaitu peningkatan aset 6%-8%, peningkatan pembiayaan sebesar 8%-10% dengan penopang utama adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
BTN pun tak hanya sekadar mengandalkan laba ditahan sebagai permodalan, karena penguatan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga akan terus didorong. BTN menargetkan DPK tahun ini mampu tumbuh 13%-15%, yang didorong kenaikan porsi dana murah dari giro dan tabungan.
Sedangkan, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) ditargetkan membaik di kisaran 3,5%, yang akan dicapai dengan memperbaiki proses inisiasi kredit dan collection management system dan optimalisasi situs lelang rumah yaitu Rumah Murah BTN.
“Meski laba tahun lalu turun tajam, tahun ini kami optimistis laba bisa menembus Rp 2,5 triliun-Rp 3 triliun dengan menurunkan cost of fund atau biaya dana menjadi 5,27% dan mendorong fee based income di atas 17% dibandingkan tahun lalu, kita juga akan mengupayakan penurunan biaya umum dan sebagainya ,” kata Pahala.
(Baca: BTN Bidik Laba Kembali Capai Rp 3 T Tahun Ini Setelah Tergerus Drastis)