Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) tengah mendalami masalah investasi di perusahaan Asuransi Angkatan Bersenjata RI (Asabri), selain di Jiwasraya. BPK telah mengidentifikasi sejumlah masalah.
Usai bertemu dengan BPK pada Senin (3/2), Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun memaparkan ada banyak masalah dalam pengelolaan investasi asabri. "Investasi mereka menjadi minus," kata dia di Gedung BPK, Jakarta, Senin (3/2).
(Baca: Cara Asabri Minta Ganti Rugi: Ini Uang TNI Polri, Kami Bersenjata)
Ia memaparkan, pengelolaan investasi di Asabri tidak melibatkan orang yang kompeten di bidangnya. Kemudian, ada dugaan penyalahgunaan ataupun permainan dalam investasi Asabri. Ini juga terkait penempatan dana investasi yang tidak semestinya.
Semua hal itu, kata dia, berdasarkan hasil investigasi BPK tahap pertama. "Investasi di efek, medium term notes (MTN) seperti apa. Semua BPK punya," ujar dia.
Seiring masalah dalam pengelolaan investasi, Misbakhun juga menyinggung soal kondisi permodalan Asabri, meskipun tak memerinci angkanya. Sebelumnya, Dirut Asabri menyebut rasio kecukupan modal berbasis risiko (RBC) minus ratusan persen.
(Baca: Menelusuri Investasi Asabri yang Terpuruk di Saham Gorengan)
Ia menjelaskan, Asabri memiliki beberapa produk. Pertama, produk pensiun yang dibayarkan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Selain itu, ada produk Jaminan Hari Tua, Jaminan Kecelakaan, dan Jaminan Kematian yang di luar skema pensiun.
Sejumlah produk jaminan tersebut semestinya memberikan manfaat. Namun, dana premi yang terkumpul dari produk tersebut justru disalahgunakan oleh oknum tertentu. "Kaitannya transaksi silang antara saham-saham yang mereka punya dengan Asabri," ujar dia.
Intinya, ia mengatakan, banyak temuan terindikasi fraud. Keuntungan investasi pun turun jauh dari ekspektasi.
(Baca: Erick Thohir Rombak Direksi Asabri, Dirut Tak Dicopot)
Di sisi lain, Ketua BPK Agung Firman Sampurna mengatakan, pihaknya telah mendapatkan 60% data terkait Jiwasraya dan Asabri. "Kami dapatkan 60% data terkait. Kami identifikasi sebagai fraud di Jiwasraya dan sebagian Asabri," ujarnya.