Ramai Bank Asing Masuk ke Indonesia, Bos BCA: Tidak Ada yang Kinclong

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi layanan anjungan tunai mandiri (ATM) bank nasional. Bank asing semakin meramaikan industri perbankan nasional, Dirut BCA Jahja Setiaatmadja mengklaim kinerja bank asing masih di bawah bank nasional.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
31/10/2019, 16.01 WIB

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai banyaknya bank asing yang masuk ke tanah air tidak menjamin akan mendulang kesuksesan. Menurutnya, kinerja bank asing di dalam negeri masih kalah dengan bank-bank nasional.

"Kenyataannya, kalau Anda lihat dari 1998, bank-bank asing tidak ada yang kinclong," kata Jahja kepada Katadata.co.id saat ditemui di Jakarta, Rabu (30/10).

Menurutnya, hanya segelintir saja bank asing yang sukses berkiprah di dalam negeri, salah satunya Bank OCBC NISP. "Tapi, yang lain so-so saja lah, tidak terlalu spektakuler. Malah kalau saya lihat, Bank Mandiri, BNI, BRI itu jauh lebih maju perkembangannya," kata Jahja menambahkan.

Menurut dia, agar sukses berkiprah di Indonesia, bank-bank asing tersebut harus mengetahui budaya dan bagaimana memperlakukan nasabah di tanah air karena pengenalan akan nasabah sangat penting. Karena itu, bank lokal bisa menjadi kuat karena kemampuan yang jauh lebih kuat dalam mengelola hubungan dengan nasabah.

(Baca: Bank Asing Masuk Makin Ramai, Perbanas: Bank Nasional Harus Ubah Fokus)

Dengan mengetahui budaya, perlakuan, dan mampu memiliki hubungan yang baik dengan nasabah dalam negeri, hal tersebut akan berdampak positif untuk penyaluran pinjaman, pendanaan, maupun sistem pembayaran bank tersebut. "Kalau cuma modal teknik perbankan, tidak masuk, tidak laku, tapi harus lebih dari itu. Itu yang harus dihayati," kata Jahja.

Sebelumnya, Ketua Umum Perhimpunan Bank Nasional (Perbanas) yang kini menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, sempat menjelaskan perihal tingginya minat bank asing masuk ke pasar Indonesia.

Menurutnya, bank asing akan menjadi solusi untuk memperkuat permodalan perbankan nasional. "Tidak banyak pemodal yang mampu untuk mendanai permodalan bank dalam sekala besar," kata Kartika yang saat itu juga masih menjabat sebagai Direktur Utama Bank Mandiri (Persero), di Jakarta, Jumat (18/10).

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin