Bank Mandiri Pangkas Target Pertumbuhan Kredit Tahun ini Jadi 9%

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan
Ilustrasi. Bank Mandiri menurunkan target pertumbuhan kredit antara lain lantaran banyak nasabah korporasi yang melunasi utangnya dengan menerbitkan surat utang.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
Editor: Agustiyanti
29/10/2019, 06.30 WIB

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menurunkan target pertumbuhan penyaluran kredit tahun ini dari sebelumnya sebesar 10%-12% menjadi 8%-9%. Target ini melambat dibandingkan realisasi penyaluran kredit tahun lalu yang mencapai 12,4%.

Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Panji Irawan mengatakan,  banyak nasabah korporasi perseroan yang memilih penerbitan surat utang sebagai sumber pendanaan. Akibatnya, nasabah juga menurunkan eksposur utang mereka pada Bank Mandiri dan berdampak pada perlambatan pertumbuhan kredit.

"Nasabah besar tersebut melakukan issue bonds global berbentuk valuta asing, sehingga melunasi sebagian kredit di kami," kata Panji dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (28/10).

Selain itu, menurut dia, permintaan kredit juga melambat seiring dengan konsumsi yang melemah sejak tahun lalu. 

(Baca: Penyaluran Kredit Tumbuh 7,7%, Laba Bank Mandiri Tembus Rp 20 Triliun)

Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri, Ahmad Siddik Badrudin menambahkan,  penurunan target kredit terutama dilakukan di segmen korporasi. Segmen ini, menurut dia, paling terpengaruh oleh pertumbuhan ekonomi di dalam negeri. 

"Kalau pertumbuhan ekonomi tinggi, pasti kebutuhan korporasi juga akan meningkat, dan di situlah kami akan masuk. Tapi, kalau ekonomi tidak tumbuh terlalu tinggi, kami akan adjust," kata Siddik.

Pada periode sembilan bulan tahun ini, Bank Mandiri mencatatkan penyaluran kredit mencapai  Rp 842 triliun, tumbuh 7,7% dibanding periode yang sama tahun lalu Rp 781 triliun. Pertumbuhan kredit ini melambat dibandingkan kuartal III 2018 yang mencapai 13,8%. 

(Baca: Bank Mandiri Dikabarkan Buka Peluang Bantu Bank Muamalat)

Jika dirinci, penyaluran segmen kredit korporasi tumbuh 7,6% menjadi Rp 323,7 triliun, sedangkan kredit pada segmen komersial hanya mampu tumbuh 2,7% menjadi Rp 141,9 triliun. Di sisi lain, penyaluran kredit pada segmen mikro  berhasil tumbuh 19,4% menjadi Rp 116,4 triliun.

Dari penyaluran kredit hingga September 2019,  Bank Mandiri mencatat rasio kredit bermasalah (Non Performing loan/NPL) di level 2,5%. Rasio NPL gross tersebut turun dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 3%. 

Penurunan rasio NPL Bank Mandiri terjadi di  tengah tren peningkatan rasio kredit bermasalah industri. Berdasarkan data OJK,  NPL bruto industri perbankan berada di level 2,5% pada Juni 2019, kemudian naik pada Juli dan Agustus menjadi 2,55% dan 2,6% seperti terekam dalam databooks di bawah ini. 

Reporter: Ihya Ulum Aldin