Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) mencatat terdapat sebanyak 100 bank yang telah ditutup atau dilikuidasi, terdiri dari satu bank umum dan 99 Bank Pekreditan Rakyat (BPR). Lembaga itu juga telah menggelontorkan dana sebesar Rp 1,5 triliun guna membayarkan klaim simpanan nasabah bank-bank tersebut.
Sekretaris LPS Muhamad Yusron menjelaskan, penutupan bank dilakukan sejak LPS berdiri pada 2005 hingga akhir September 2019. Penutupan bank paling banyak dilakukan di wilayah Jawa barat yakni sebanyak 34 bank, disusul Sumatera Barat 16 bank, Jawa Timur 8 bank, serta Jawa Tengah dan Bali masing-masing 6 bank.
"Jumlah bank yang ditutup di wilayah-wilayah itu banyak karena jumlah BPR di wilayah-wilayah itu juga paling besar", ujar Yusron saat berkunjung ke kantor Katadata.co.id, Selasa (15/10).
(Baca: Jumlah Rekening Bertambah, Simpanan Bank Turun Tipis pada Agustus 2019)
Menurut dia, bank-bank tersebut ditutup lantaran kinerja yang buruk akibat kesalahan dalam pengelolaan oleh pengurusnya. Adapun total simpanan yang ditangani dari penutupan bank tersebut mencapai Rp1,9 triliun yang tersebar pada 254.824 rekening.
Namun, dari jumlah tersebut, total simpanan yang layak dibayar mencapai Rp 1,55 triliun yang terdapat di dalam 237.788 rekening. "Total yang tidak layak dibayar Rp 362,4 miliar dari 17.033 rekening," jelas dia.
Ia menyebut, mayoritas simpanan tak layak dibayar lantaran memperoleh bunga di atas tingkat bunga penjaminan. Jumlahnya mencapai Rp 280,27 miliar pada 2.628 miliar.
(Baca: Suku Bunga Simpanan Perbankan Turun, Bunga Kredit Masih Tetap)
Kemudian tak ada aliran dana yang masuk Rp 35,02 miliar pada 2.079 rekening dan penyebab bank tak sehat Rp 47,25 miliar pada 12.326 rekening.
"Penyebab bank tak sehat ini nasabah yang punya simpanan tetapi sekaligus kredit macet," jelas dia.
Saat ini, LPS menjamin sebanyak 1.828 bank, terdiri dari 97 bank umum konvensional, 16 bank umum syariah, 1.552 BPR konvensional, dan 16 BPR syariah.
Sebelumnya, LPS juga mencatat pertumbuhan simpanan sepanjang tahun ini melambat, tergambar dalam grafik di bawah ini.