PT Bank HSBC Indonesia buka suara terkait kabar rencana induk usahanya, HSCB Holding Plc untuk melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 10 ribu karyawannya.
Juru Bicara HSBC Indonesia Daisy K. Pimayanti menjelaskan pihaknya hingga kini masih melakukan program rekurtmen karyawan sesuai arahan induk usaha. Hal ini seiring dengan kontribusi bisnis kawasan Asia, termasuk Indonesia yang cukup besar dan positif terhadap HSBC Holding.
"Untuk kawasan Asia, yang memberikan kontribusi besar, HSBC masih terus melakukan rekrutmen sesuai dengan arahan bisnis," kata Juru bicara HSBC Indonesia Daisy K. Primayanti ketika dihubungi oleh Katadata.co.id, Rabu (9/10).
Daisy menjelaskan saat ini HSBC Indonesia telah memiliki lebih dari 70 cabang di 25 kota. Total karyawan HSBC Indonesia saat ini mencapai 4.000 orang.
"Saat ini HSBC Indonesia fokusnya pada pertumbuhan," kata Daisy menegaskan, ketika menjawab pertanyaan terkait apakah ada efisinesi pada karyawan HSBC Indonesia atau tidak.
(Baca: Efisiensi Besar-besaran, HSBC akan PHK 10.000 Karyawan)
HSBC Holdings Plc. sebelumnya dikabarkan bakal melakukan PHK terhadap 10.000 karyawan di seluruh dunia. Pengumuman pemangkasan karyawan disebut bakal dilakukan usai pemaparan kinerja kuartal ketiga 2019 pada bulan ini.
Dilansir dari Reuters, pemangkasan 10 ribu karyawan ini merupakan strategi besar HSBC untuk menurunkan biaya. Berdasarkan sumber internal yang mengerti permasalahan ini, pemangkasan karyawan akan fokus pada karyawan di posisi-posisi yang bergaji tinggi.
Sebelumnya, HSBC juga telah menyampaikan rencana PHK karyawannya pasca-pengunduran diri Chief Executive officer (CEO) John Flint pada awal Agustus 2019. Ketika itu HSBC mengumumkan akan memangkas sekitar 2% dari jumlah karyawannya atau lebih dari 4.000 orang di seluruh dunia.
(Baca: Meski ada PHK, Bukalapak Tetap Rekrut Karyawan Baru)
Namun, seperti diberitakan Reuters, CEO interim yang menggantikan posisi Flint, Noel Quinn nyatanya akan memangkas karyawan HSBC di seluruh dunia dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Pengunduran diri John Flint awal Agustus lalu sendiri cukup mendadak. Apalagi Flint baru menjabat posisi CEO HSBC selama 18 bulan. Pengumuman pengunduran diri Flint disampaikan setelah HSBC memaparkan kinerja semester pertama 2019.
Adapun laba bersih bank multinasional ini naik 18,1% menjadi US$ 9,9 miliar atau sekitar Rp 138,6 triliun. Kenaikan laba bersih HSBC salah satunya ditopang oleh naiknya pendapatan bank sebesar 7,6% menjadi US$ 29,37 miliar atau sekitar Rp 411,18 triliun.
Sebelumnya, ketika mengumumkan pemangkasan sekitar 2% dari jumlah karyawannya, HSBC disebutkan telah menyiapkan dana sebesar US$ 650 juta hingga US4 700 juta atau sekitar Rp 9,1-9,8 triliun untuk membayar pesangon kepada karyawa yang di-PHK.
“Program pesangon ini sekitar 4% dari total biaya gaji yang kami bayarkan untuk 2% pekerja,” kata Direktur Keuangan HSBC Ewen Stevenson dikutip dari Businessinsider.sg.
PHK massal tak hanya dilakukan oleh HSCB, sejumlah bank multinasional lainnya juga antara lain dilakukan Deutsche Bank dan Commerzbank. PHK paling besar dilakukan oleh perbankan Eropa seperti terlihat dari databooks di bawah ini.