Direktur Utama (Dirut) Bank Rakyat Indonesia (BRI) Suprajarto langsung mengundurkan diri setelah ditunjuk Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebagai Dirut Bank Tabungan Negara (BTN). Dia beralasan tak pernah diajak bicara terkait pergeseran tersebut.
Penolakan Suprajarto mendapat dukungan dari serikat pekerja kedua bank BUMN. Serikat pekerja kedua bank pelat merah tersebut menilai keputusan itu sebagai pelecehan profesi yang berpotensi menimbulkan kemarahan bagi ribuan alumni BRI dan BTN.
Alasannya, Suprajarto ditugaskan untuk memimpin bank dengan kapasitas yang jauh lebih kecil. Serikat pekerja mengingatkan agar manajemen karir bankir di lingkungan BUMN melalui sistem merit yang baik dan terbuka.
(Baca: Curahan Hati Suprajarto, Tak Lagi Pimpin BRI dan Mundur dari Dirut BTN)
Setelah keputusan Suprajarto, kini kursi Dirut BTN dan BRI kosong. Lalu, bagaimana sepak terjang Suprajarto selama menahkodai BRI sejak Maret 2017 lalu?
Tercatat total aset BRI pada semester I 2019 lalu senilai Rp 1.288 triliun, sedangkan total aset pada semester I 2017 senilai Rp 1.027 triliun. Artinya, sepanjang kepemimpinan Suprajarto, total aset BRI tumbuh 25,4%.
Tercatat juga, laba bersih BRI pada semester I 2019 lalu senilai Rp 16,1 triliun. Sedangkan pada semester I 2017 lalu, laba bersih BRI baru mencapai Rp 13,4 triliun. Sehingga, Suprajarto berhasil menumbuhkan laba bersih BRI sebesar 20,4%.
Penyaluran kredit BRI selama kepemimpinan Suprajarto tercatat tumbuh 29,1%. Pada semester I 2019, BRI mampu menyalurkan kredit senilai Rp 888,3 triliun, sementara pada semester I 2017 kredit yang disalurkan senilai Rp 687,9 triliun.
Di tengah pertumbuhan tersebut, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) terpantau terkendali di bawah 3%. NPL gross BRI di tahun pertama Suprajarto menjabat yaitu 2017 tercatat 2,34%, sedangkan pada semester I 2019 sebesar 2,51%.
Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun oleh BRI semester I 2019 mencapai Rp 945 triliun. Capaian tersebut tumbuh 23% dibandingkan penghimpunan DPK pada semester I 2017 yang baru tercapai Rp 768 triliun.
(Baca: Baru Diangkat Jadi Dirut BTN, Suprajarto Mengundurkan Diri)
Usai menolak posisi Dirut BTN, Suprajarto menyatakan belum mengetahui akan ke mana melanjutkan karier. "Saya mau liburan, yang penting saya happy dan enjoy," kata dia.