Jaga Rasio Kecukupan Modal, BTN Berencana Terbitkan Surat Utang

Ilustrasi, kantor BTN. BTN berencana menerbitkan surat utang untuk menjaga rasio kecukupan modal.
Penulis: Ihya Ulum Aldin
19/8/2019, 19.56 WIB

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) berencana menerbitkan instrumen pendanaan berupa surat utang subordinasi (subordinated debt). Hal itu bertujuan untuk menjaga rasio kecukupan permodalan (capital adequacy ratio/CAR) tahun depan.

Direktur BTN Nixon Napitupulu menjelaskan, CAR perusahaan bakal tergerus imbas penerapan Pedoman Standar Akutansi Keuangan (PSAK) 71 yang berlaku Januari 2020. Karena itu, perusahaannya berencana menerbitkan surat utang subordinasi.

Instrumen pendanaan tersebut bakal dibagi menjadi dua, berdasarkan mata uangnya. Untuk surat utang berdenominasi rupiah, BTN menggunakan pinjaman bilateral dengan salah satu institusi milik negara. 

"Ini masih dalam pembicaraan. Tapi nilainya sekitar Rp 3 triliun. Kami harapkan, dapat selesai sebelum akhir Desember 2019," kata Nixon di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (19/8).

(Baca: BTN Duga Bisnis Properti Lesu karena Kaum Milenial Pilih Sewa Hunian)

Untuk denominasi dolar Amerika Serikat (AS), BTN bakal menerbitkan surat utang global subordinasi yang nilainya diperkirakan US$ 200-US$ 250 juta. Rencananya, BTN menggandeng lebih dari satu penjamin emisi (underwriter) untuk aksi korporasi di beberapa negara ini.

Adapun penerapan PSAK 71 membuat BTN harus meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Aset (CKPN). Mengacu pada PSAK 71, bank harus menghitung CKPN berdasarkan perkiraan kerugian kredit yang akan terjadi. Sedangkan pada PSAK 51, CKPN dihitung berdasarkan kerugian yang sudah terjadi. 

"Kekurangan CKPN, akan dibebankan pada laba ditahan tahun depan. Kami menerbitkan subordinated debt tadi supaya CAR kami tahun depan tidak turun," kata Nixon. Dia memperkirakan, CAR BTN akan meningkat menjadi 19% tahun depan. Hingga akhir tahun ini, BTN menargetkan CAR di kisaran 17-19%.

(Baca: Kondisi Ekonomi Masih Menantang, BTN Turunkan Target Semester II 2019)

BTN mencatatkan laba bersih Rp 1,3 triliun pada Semester I 2019 atau turun 8,9% dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Namun, penyaluran kreditnya tumbuh 18,78% yoy menjadi Rp 251,04 triliun. 

Sepanjang enam bulan pertama 2019, BTN mengantongi pendapatan bunga Rp 12,78 triliun. Capaian itu tumbuh 19,8% yoy. Namun, beban bunga mereka juga naik 36,3% yoy menjadi Rp 8,15 triliun. Alhasil, pendapatan bunga bersihnya turun 1,3% menjadi Rp 4,62 triliun.

(Baca: BTN Target Salurkan KPR Rp 5 Triliun dalam IPEX 2019 Pekan Ini)

Reporter: Ihya Ulum Aldin