Transaksi Kartu Kredit Semester I Tumbuh 1,15%, Diduga Tersaingi Fintech

Katadata | Donang Wahyu
BI mencatat jumlah kartu yang beredar pada Juni 2019 turun dibanding akhir 2018.
Penulis: Agustiyanti
13/8/2019, 20.02 WIB

Bank Indonesia  (BI) mencatat volume transaksi kartu kredit hanya tumbuh 1,15% pada semester I 2019. Sementara jumlah kartu yang beredar turun dari 17,27 juta pada akhir 2018 menjadi 17,21 juta pada Juni 2019.

Berdasarkan Statistik Sistem Pembayaran BI, volume transaksi kartu kredit pada semester I 2019 tercatat sebanyak 169,28 juta, hanya naik 1,15% dibanding semester I 2018 sebanyak 163,41 juta. Kendati demikian, nominal transaksi kartu kredit tercatat naik 9,53% dari Rp 151,49 triliun menjadi Rp 166,07 triliun.

Jika dirinci kenaikan nominal transaksi kartu kredit terutama terjadi pada penggunaan untuk kegiatan belanja yang mencapai 9,93%. Sementara nominal transaksi penarikan tunai hanya tumbuh 7,73%. Padahal, volume transaksi belanja hanya tumbuh 1,02%, sedangkan penarikan tunai tumbuh 6,23%.

(Baca: Laba Citibank Semester I 2019 Melesat 97%)

Direktur Eksekutif Asosiasi Kartu Kredit Indonesia (AKKI) Steve Martha menjelaskan pertumbuhan volume transaksi kartu kredit saat ini memang tengah melambat seiring lebih banyaknya pilihan untuk melakukan transaksi pembayaran nontunai. Di sisi lain kenaikan nominal transaksi terjadi seiring meningkatnya kegiatan ekonomi masyarakat selama Ramadhan dan Idul Fitri.

"Semester I untuk nominal transaksi pertumbuhannya cukup bagus karena terbantu Idul Fitri. Sedangkan untuk volume memang agak melambat," ujar Steve kepada Katadata.co.id, Selasa (13/8).

Menurut Steve berkembangnya beragam transaksi pembayaran terutama yang diinisiasi fintech membuat pertumbuhan kartu kredit yang bisa sekencang beberapa tahun silam. Apalagi, persyaratan untuk menggunakan kartu kredit lebih sulit dibandingkan alat pembayaran yang disediakan oleh fintech.

(Baca: Gaet Gopay, JNE Targetkan 25% Pengguna Layanannya Go Cashless)

Kendati demikian, ia menyebut penurunan jumlah kartu kredit yang terjadi sejak 2017 lebih disebabkan oleh aksi perbankan yang membersihkan data-data kartu kredit nasabah yang tidak aktif.

"Penerbit melakukan konsolidasi denngan menutup beberapa kartu yang tidak aktif sehingga jumlah kartu menurun. Sepertinya ini masih akan berlangsung hingga akhir tahun," jelas dia.

Steve pun memperkirakan jumlah kartu akan sulit tumbuh hingga akhir tahun ini. Ia juga memperkirakan volume dan nominal transaksi masih akan tumbuh di bawah 10 persen hingga akhir tahun.