Sekitar 260 Nasabah Bank Mandiri Belum Kembalikan Kelebihan Saldo

Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Mandiri
29/7/2019, 15.33 WIB

Bank Mandiri mencatat sebanyak 2.600-an nasabah mengalami kelebihan saldo imbas sistem eror beberapa waktu lalu, dan menggunakan saldo tersebut. Namun, sebanyak 90% di antaranya sudah mengembalikan saldo terpakai. Ini artinya, tersisa 10% atau sekitar 260-an nasabah yang belum melakukan pengembalian.

Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan pihaknya terus mengimbau agar nasabah mengembalikan saldo. "Masih kami proses tapi yang 10% jumlahnya di bawah Rp 10 miliar," kata dia di Kantor Ombudsman, Jakarta, Senin (29/7).

Lewat penjelasan dan imbauan terus-menerus, Bank Mandiri berharap nasabah yang belum mengembalikan kelebihan saldo akhirnya bisa sadar. Bank Mandiri sendiri tidak bisa memberikan sanksi kepada nasabah yang dimaksud.

(Baca: Pakar IT Duga Saldo Bank Mandiri Berubah karena Faktor Human Error)

Heri memaparkan terdapat sekitar 1,5 juta nasabah Bank Mandiri yang mengalami perubahan drastis saldo rekening imbas sistem eror beberapa waktu lalu. Jumlah tersebut sekitar 10% dari total nasabah Bank Mandiri. Sebanyak 3.300 nasabah melaporkan keluhan terkait hal tersebut, termasuk keluhan tentang saldo uang elektronik (e-money).

Ia menyatakan Bank Mandiri telah mengembalikan saldo yang berkurang. Perusahaan juga memberikan ganti rugi Rp 100 ribu terhadap nasabah yang mengeluhkan saldo e-money.

Permasalahan ini mencuat setelah sejumlah nasabah Bank Mandiri melaporkan kelebihan atau kekurangan saldo rekening ke akun twitter resmi Bank Mandiri pada Sabtu (20/7) pagi. Beberapa jam berselang, Bank Mandiri menggelar konferensi pers yang isinya menjelaskan telah terjadi sistem eror.

(Baca: YLKI Minta BI dan OJK Berikan Sanksi Tegas kepada Bank Mandiri)

Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menjelaskan insiden bermula dari bank yang melakukan proses tutup buku rutin di akhir hari. Saat proses itu berlangsung, data nasabah dipindahkan dalam sebuah backup server. Kemudian, core server memproses transaksi yang terjadi di hari sebelumnya.

"Saat backup server itu dipindahkan kembali ke core server pagi tadi, terjadi error corrupt di datanya 10% nasabah," kata dia dalam Konferensi Pers di Jakarta, Sabtu (20/7).

Berdasarkan hasil investigasi sementara, ada memory deffect atau cacat pada sistem perangkat keras atau hardware memori. Ini menyebabkan saldo nasabah tertukar. Selain itu, ada juga saldo nasabah yang tercatat minus.