Kementerian Keuangan telah membuka masa penawaran surat utang negara syariah atau Sukuk Tabungan seri 004 (ST004) dengan imbal hasil yang ditawarkan sebesar 7,95% per tahun. Investor dapat melakukan pemesanan secara online.
Meski lebih rendah dibandingkan seri sebelumnya, imbal hasil ST004 ditetapkan mengambang dengan minimal imbalan sesuai dengan bunga acuan Bank Indonesia (BI), BI 7-day Reverse Repo Rate (floating with floor). Adapun, tingkat bunga acuan BI yang berlaku saat ini sebesar 6% ditambah spread tetap sebesar 195 bps (1,95%).
"Imbalan sebesar 7,95% adalah berlaku sebagai tingkat imbalan minimal (floor). Tingkat imbalan minimal tidak berubah sampai dengan jatuh tempo," demikian tertulis dalam siaran pers yang dikutip Jumat (3/5).
Tingkat imbalan tersebut akan disesuaikan setiap 3 bulan pada tanggal penyesuaian imbalan sampai dengan jatuh tempo. Imbalan sebesar 7,95% akan berlaku pada periode pertama (28 Mei-10 Agusus 2019).
Adapun, pembayaran imbalan akan dilakukan setiap tanggal 10 dengan potongan pajak kupon 15%. Bila tanggal 10 jatuh pada hari libur, pembayaran kupon akan dilakukan pada hari kerja berikutnya tanpa kompnesasi imbalan. Hari libur mengikuti operasional sistem pembayaran yang diselenggarakan oleh BI. Sementara, pembayaran kupon pertama kali akan dilakukan pada 10 Juli 2019.
(Baca: Sukuk Tabungan ST-004, Imbalannya Lebih Tinggi dari Deposito)
Masa penawaran ST004 akan berlangsung mulai tanggal 3 – 21 Mei 2019. Tujuan penerbitan ST004 secara online adalah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel, menyediakan alternatif investasi bagi masyarakat, mendukung terwujudnya keuangan inklusif, serta memenuhi sebagian pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019.
"Melalui ST004, pemerintah turut memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk berinvestasi sekaligus berpartisipasi dalam mendukung pembangunan nasional," demikian tertulis.
Investor dapat memesan secara online dengan melalui berbagai tahapan. Pertama, investor dapat melakukan registrasi/pendaftaran. Kemudian, investor dapat melakukan pemesanan, pembayaran, dan setelmen. Pemesanan dapat dilakukan dengan minimum Rp 1 juta dan maksimum Rp 3 miliar.
Adapun, karakteristik ST004 bersifat tanpa warkat, tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption.
Periode pengajuan early redemption ialah pada 11 Mei 2020. Artinya, selain tanggal tersebut investor tidak bisa mengajukan pencairan dana. Pencairan dana haya bisa dilakukan sebesar 50% dari setiap transaksi pada setiap mitra distribusi.
Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan mitra distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN. Masyarakat yang berminat untuk berinvestasi di ST004 dapat mengakses web Sukuk Tabungan di: www.kemenkeu.go.id/sukuktabungan atau menghubungi 20 mitra distribusi yang telah ditetapkan.
(Baca: Jual Sukuk Retail SR011, Pemerintah Pasang Target Rp 10 Triliun)
Mitra distribusi perbankan meliputi PT Bank Central Asia Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Permata Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk . Kemudian ada PT Bank Maybank Indonesia Tbk, PT Bank Panin Tbk, PT Bank CIMB Niaga Tbk, PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank OCBC NISP Tbk.
Untuk bank umum syariah, ada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BRI Syariah Tbk. Selanjutnya, perusahaan efek PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk dan PT Danareksa Sekuritas.
Untuk perusahaan efek khusus, PT Bareksa Portal Investasi, PT Star Mercato Capitale (Tanamduit), dan PT Nusantara Sejahtera Investama (inivisee). Selanjutnya ada dua perusahaan fintech, yaitu PT Investree Radhika Jaya dan PT Mitrausaha Indonesia Grup (Modalku).