PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) menyatakan bahwa mereka telah melaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait masuknya perusahaan teknologi keuangan (fintech) PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pemegang saham.
Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Denny Novisar mengatakan, OJK pun sudah memberikan respons terhadap laporan yang diberikan pihaknya tersebut. "Tadi pagi saya ke OJK. Respons (OJK) baik. Ini hanya perlu lapor," katanya kepada Katadata.co.id, Senin (8/4).
Sebelumnya, pada Selasa (2/4) Kepala Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK Heru Kristiyana mengatakan bahwa OJK belum mendapat laporan terkait masuknya Akulaku sebagai pemegang saham pada Yudha Bhakti. "Akulaku belum ngomong dan belum datang ke kami. Nanti kami kaji," ujar Heru ketika itu.
Proses masuknya Akulaku ke Yudha Bhakti sendiri sudah dilakukan dalam dua proses. Pertama, seperti diungkapkan dalam keterbukaan informasi yang disampaikan Yudha Bhakti kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 22 Maret 2019, Akulaku mengambil alih 5,2% saham milik PT Gozco Capital di Yudha Bhakti dengan nilai Rp 338 per saham.
(Baca: Akulaku Masuk, Bank Bhakti Yudha Bakal Kolaborasi Teknologi)
Kedua, Akulaku menyuntikan modal ke Yudha Bhakti melalui proses private placement dengan nilai Rp 338 per saham pada 22 Maret 2019. Nilai suntikan modal tersebut setara dengan Rp 158,72 miliar, di mana Akulaku menambah porsi kepemilikan sahamnya sebesar 8,29%.
Yudha Bhakti berencana untuk menambah modalnya melalui satu tahap lagi. Perusahaan akan melakukan penambahan saham melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue.
Jika seluruh pemegang saham menggunakan hak HMETD tersebut, Akulaku bakal memegang saham sebesar 13,06%. Sementara, jika pemegang saham lain tidak menggunakan haknya, maka saham Akulaku bakal menjadi 20,11% karena Akulaku bertindak sebagai standby buyer.
Akulaku secara total menyiapkan dana Rp 500 miliar untuk menyuntikan modalnya ke Yudha Bhakti. Jika seluruhnya sudah disuntikkan kepada Yudha Bhakti, bank tersebut bakal naik kelas menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) II dengan modal inti antara Rp 1 triliun hingga Rp 5 triliun. Per akhir 2018, modal inti bank itu tercatat senilai Rp 563,44 miliar.
(Baca: Fintech Akulaku Dikabarkan Terima Suntikan Dana Alibaba)
Dengan masuknya Akulaku, Denny mengatakan bahwa akan ada kombinasi antara teknologi yang dimiliki Akulaku dengan segmen bisnis Yudha Bhakti. Salah satu segmen bisnis yang dimilik bank itu yaitu nasabah pensiunan.
"Sementara, Akulaku punya platform untuk belanja di e-commerce apapun, seperti di Blibli atau Tokopedia, artinya dia punya market yang terbuka pakai platform itu untuk belanja," katanya.
Dengan adanya kombinasi tersebut, nantinya nasabah Yudha Bhakti dapat memanfaatkan fasilitas pinjaman melalui Akulaku saat melakukan transaksi di berbagai platform e-commerce yang sudah bekerja sama dengan Akulaku.