Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pernyataan efektif atas rencana penggabungan PT Bank Dinar Indonesia Tbk. (DNAR) dengan PT Bank Oke Indonesia kemarin, Senin (4/3). Ada pun, hari ini, Selasa (5/3) Bank Dinar mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dalam acara hari ini, beberapa di antaranya mereka akan membahas rencana penggabungan Bank Dinar dengan Bank Oke yang direncanakan efektif pada 2 Mei 2019. Dewan Direksi DNAR & OKE menandatangani Akta Penggabungan berdasarkan rancangan Akta Penggabungan yang telah disetujui oleh RUPSLB.
Hari ini juga menjadi dimulainya periode pernyataan kehendak untuk menjual dari pemegang saham DNAR yang bermaksud untuk menjual sahamnya. Hari ini juga menjadi batas akhir cut off date untuk karyawan DNAR dan OKE untuk melanjutkan atau menghentikan perjanjian kerja dengan DNAR dan OKE masing-masing.
(Baca: Perusahaan Keuangan Korea Tuntaskan Akuisisi 77% Saham Bank Dinar)
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan pernyataan efektif atas rencana penggabungan PT Bank Dinar Indonesia Tbk. (DNAR) dengan PT Bank Oke Indonesia kemarin, Senin (4/3). Ada pun, hari ini, Selasa (5/3) Bank Dinar mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Dalam acara hari ini, beberapa di antaranya mereka akan membahas rencana penggabungan Bank Dinar dengan Bank Oke. Lalu, mereka juga membahas tanggal efektif penggabungan yang sebelumnya direncanakan 2 Mei 2019. Dewan Direksi DNAR & OKE menandatangani Akta Penggabungan berdasarkan rancangan Akta Penggabungan yang telah disetujui oleh RUPSLB.
Hari ini juga menjadi dimulainya periode pernyataan kehendak dari pemegang saham DNAR untuk menjual sahamnya. Selain itu, batas akhir cut off date untuk karyawan untuk melanjutkan atau menghentikan perjanjian kerja dengan DNAR dan OKE masing-masing juga akan ditetapkan hari ini.
Sebelumnya, perusahaan keuangan asal Korea Selatan Apro Financial Co Ltd, menuntaskan akuisisi 77% saham Bank Dinar senilai Rp 691 miliar. Pasca akuisisi ini, mereka akan melanjutkan rencana untuk menggabungkan (merger) Bank Dinar dengan Bank Oke Indonesia.
(Baca: Konsolidasi Perbankan, Modal Makin Kuat dan Perusahaan Ramping)
Manajemen Apro Financial Kim Dong Hoon mengatakan, perseroan membeli 1,74 miliar saham atau 77% dari total saham Bank Dinar dengan harga Rp 396,89 per saham pada 25 Oktober 2018. "Tujuan transaksi untuk pengembangan usaha perseroan," kata Kim dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia.
Apro Financial membeli saham Bank Dinar dari tiga pemegang saham individu. Perusahaan membeli 656,06 juta saham atau 34,16% saham Bank Dinar dari Yantoni Nio senilai Rp 260,38 miliar. Kemudian, perusahaan membeli 475,89 juta saham atau 21,17% saham Bank Dinar dari Andre Mirza Hartawan senilai Rp 188,87 miliar.
Apro juga membeli 237,94 juta saham atau 10,58% saham Bank Dinar dari Syaiful Amir senilai Rp 94,44 miliar. Pasca transaksi saham tersebut, komposisi pemegang saham Bank Dinar terdiri atas Apro Financial sebesar 77%, Nio Yantoni 5%, dan pemegang saham publik 18%. Andre Mirza Hartawan dan Syaiful Amir tidak lagi memiliki saham di bank tersebut.