Jelang Merger dengan Bank Sumitomo, Aset BTPN Tembus Rp 100 Triliun

Arief Kamaludin|Katadata
Penulis: Happy Fajrian
24/1/2019, 21.34 WIB

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menambah panjang daftar jumlah bank di Indonesia dengan kepemilikan aset jumbo, yaitu di atas Rp 100 triliun. Hingga akhir Desember 2018, aset konsolidasian BTPN mencapai Rp 101,92 triliun, naik 6,73% dibandingkan periode yang sama tahun 2017 senilai Rp 95,49 triliun.

BTPN berhasil menembus aset tersebut sebelum BPTN beroperasi sebagai entitas baru hasil penggabungan usaha dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia (SMBCI).

"Berkat dukungan semua pihak, BTPN tumbuh luar biasa dalam satu dekade terkhir dan masuk ke jajaran bank dengan aset di atas Rp 100 triliun. Setelah resmi merger, BTPN tentu memiliki kesempatan untuk menjadi lebih kuat dan lebih besar lagi," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng, Kamis (24/1).

(Baca: Laba Bersih BTPN Tahun 2018 Melesat 61% Berkat Transformasi Digital

Dengan pencapaian ini, artinya sejak BTPN melakukan pencatatan saham perdana atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2008, BTPN tumbuh secara signifikan. Selama sepuluh tahun terakhir aset melonjak 10 kali lipat dari Rp 10,6 triliun per Desember 2007.

Begitu pula dengan kredit yang saat itu masih sebesar Rp 7,85 triliun dan dana pihak ketiga (DPK) yang baru mencapai Rp 8,80 triliun. "BTPN segera memulai lembaran hidup baru. Kami bangga bisa mengantarkannya ke gerbang merger dengan kondisi yang sangat sehat dan kuat," kata Jerry.

Terkait agenda merger dengan SMBCI, Jerry menjelaskan, BTPN telah mengantongi izin penggabungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 19 Desember 2018 serta persetujuan dari Japan Financial Sector Authority (JFSA) pada 18 Januari 2019.

Walau telah mendapat restu dari otoritas keuangan terkait, masih ada beberapa tahapan administrasi yang harus diselesaikan. Setelah tahapan ini dilalui, bank hasil penggabungan antara BTPN dan SMBCI akan segera beroperasi sebagai bank baru.

(Baca: BTPN dan Sumitomo Mitsui Kantongi Izin Merger dari OJK)

"BTPN yang baru akan memiliki aset lebih dari Rp 180 triliun. Produknya menjadi lebih lengkap dan segmen pasar yang dilayani akan semakin beragam, mulai dari mass market hingga korporasi," papar Jerry.

Presiden dan CEO SMBC Makoto Takashima mengatakan penggabungan usaha ini merupakan refleksi komitmen SMBC untuk terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan bisnis nasabahnya di Indonesia.

"Bank hasil penggabungan usaha dapat berkontribusi untuk menciptakan sektor keuangan yang kompetitif di Indonesia di tengah integrasi ekonomi di kawasan ASEAN," katanya.

Sementara itu, Direktur Utama SMBCI Kazuhisa Miyagawa mengatakan, bank hasil penggabungan dapat menjadi bank yang lebih universal dengan menyediakan produk dan layanan yang lebih luas untuk nasabahnya.

Saat ini SMBCI menyediakan berbagai layanan mulai kepada badan usaha milik negara (BUMN), perusahaan multinasional, perusahaan swasta nasional terkemuka, dan perusahaan Jepang di Indonesia.

(Baca: Rencana Penaikan Bunga Kredit, BNI dan BTPN Beda Sikap