Bank Muamalat tengah berupaya menambah modal dengan masuknya investor baru melalui skema rights issue. Komisaris Independen Muamalat Iggi H. Achsien mengatakan pihaknya mengharapkan rights issue bisa digelar sebelum berakhirnya tahun ini.
“Kami mengharapkan right issue selesai akhir tahun. Maka itu perlu ada standby buyer,” kata Iggi di Jakarta, Senin (8/10). Sebelumnya, konsorsium yang dipimpin oleh Ilham Habibie menyatakan bersedia masuk. Namun, Iggi enggan mengonfirmasi tentang hal itu.
Yang jelas, menurut dia, pihaknya tengah memproses rencana rights issue tersebut ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Rencananya, perusahaan akan menerbitkan 20 miliar lembar saham untuk meraup dana segar sebesar Rp 2 triliun. Ditunjuk sebagai penjamin pelaksana emisi efek atau underwriter yaitu PT Samuel Sekuritas.
(Baca juga: Menanti Konsorsium Pengusaha Kakap di Bank Muamalat)
Adapun OJK meminta calon investor menyetorkan dana Rp 4 triliun ke rekening penampung (escrow account) sebagai bentuk keseriusan dalam mendukung permodalan Bank Muamalat. Meski begitu, Iggi mengatakan, aturan main tersebut masih dibicarakan. "Kami akan berkoordinasi lagi dengan OJK," kata dia.
Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso mengatakan nilai setoran dana tersebut masih mungkin bertambah. "Bisa lebih dari Rp 8 triliun. Jadi, ke depan bank ini akan menjadi bank yang kuat dan bagus," ujarnya, awal bulan ini.
(Baca juga: Perluas Pasar, Bank Muamalat Sasar Masyarakat ‘Hijrah’)
Selain konsorsium yang dipimpin Ilham Habibie, Bank Muamalat juga disebut-sebut dibidik oleh pemegang saham mayoritas Bank Mayapada yaitu Dato’ Sri Tahir. Namun, informasi tersebut dibantah manajemen Bank Mayapada.
"Manajemen tidak menerima informasi atau arahan dari pemegang saham untuk hal yang tidak berkaitan dengan kepentingan aktivitas operasional normal bank," kata Direktur Bank Mayapada Rudy Mulyono dalam keterbukaan informasi.