PT Bank Mandiri Tbk menargetkan pertumbuhan kredit korporasi hingga akhir tahun ini akan melampaui 12% menjadi sekitar Rp 297,14 triliun. Optimisme itu timbul karena pertumbuhan kredit korporasi perseroan hingga September lalu sudah di atas 10%.
"(Pertumbuhan kredit korporasi) cukup agresif hingga akhir tahun. Mungkin di atas di 12%, kata Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Royke Tumilaar, di Jakarta Convention Center, Jakarta, Jumat (5/10).
Pertumbuhan kredit korporasi tersebut berasal dari pemberian kredit kepada perusahaan-perusahaan yang membangun infrastruktur. Meskipun beberapa proyek strategis nasional ada yang ditunda pengerjaannya, masih banyak perusahaan yang tetap ekspansi.
Kredit korporasi Bank Mandiri tidak hanya disalurkan kepada perusahaan-perusahaan yang bergerak di sektor infrastruktur. Royke mengatakan, kredit kepada perusahaan makanan dan minuman, perusahaan yang bergerak di bidang kesehatan seperti rumah sakit, dan perusahaan yang berbasis komoditas.
Royke menyebutkan, pertumbuhan kredit kepada perusahaan-perusahaan berbasis komoditas menguat seiring dengan perkembangan harga komoditas global, seperti batu bara dan minyak mentah.
Bank Mandiri juga gencar menyalurkan kredit sindikasi. Pada Rapat Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia pekan depan, perseroan akan menyalurkan kredit sindikasi kepada PT Hutama Karya (Persero) senilai total Rp 9 triliun. Kredit tersebut akan digunakan untuk mendanai proyek Tol Trans Sumatra. Beberapa bank BUMN dan bank daerah juga akan ikut serta dalam sindikasi tersebut.
(Baca: Bank Mandiri Jual Obligasi Rp 3 Triliun untuk Ekspansi Kredit)
Keringanan Kredit
Pada kesempatan itu, Royke juga mengatakan, Bank Mandiri tengah mengidentifikasi debitur yang terkena dampak gempa dan tsunami di Sulawesi Tengah. Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memberikan kelonggaran bagi perbankan dalam penagihan kredit kepada para debitur di Sulteng.
"Kami akan ikuti kelonggaran kredit OJK. Kami sudah antisipasi sebelumnya, pasti akan diberikan keringanan-keringanan kepada debitur yang tertimpa musibah," kata Royke. Bentuk keringanannya bisa berupa diskon pembayaran bunga atau perpanjangan jangka waktu pelunasan kredit, nantinya disesuaikan dengan kondisi masing-masing debitur.
Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rohan Hafas sebelumnya mengatakan, Bank Mandiri akan melakukan restrukturisasi atau keringanan kredit lainnya bagi debitur di Palu dan Donggala, Sulteng. "Kami menyadari, saat ini cash flow nasabah pasti terganggu sehingga kami mempertimbangkan untuk membantu meringankan sesuai prinsip tata kelola yang baik dan peraturan dari regulator," kata Rohan.
Di Palu dan Donggala, Bank Mandiri memiliki 7 kantor cabang dan lebih dari 70 Anjungan Tunai Mandiri (ATM). Pada 1 Oktober 2018, Bank Mandiri telah mengoperasikan kembali kantor cabang Sam Ratulangi dan 6 unit ATM di Palu. Perseroan juga mengirimkan relawan untuk membantu proses tanggap darurat, makanan, 18 unit genset, dan 414 emergency lamp.
(Baca: OJK Longgarkan Penagihan Kredit untuk Korban Bencana Sulteng)