Tren kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia menyebabkan margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) PT Bank Central Asia Tbk. semakin terpangkas.

"Dari dulu memang NIM semakin lama semakin tipis. Kalau keseluruhan, (NIM) BCA mungkin hampir 6% ya," kata Direktur BCA Suwignyo Budiman, di Jakarta, Senin (24/9).

Suku bunga acuan 7-day (Reverse) Repo Rate kini di level 5,5%. Meskipun sudah naik 125 basis poin, Bank Indonesia (BI) akan meneruskan kebijakan agresif (hawkish) pada bulan-bulan mendatang. (Baca juga: Berencana Kerek Bunga Acuan, BI Perketat Kebijakan Moneter 2019

Sejalan dengan hal tersebut, Suwignyo menuturkan bahwa besaran NIM BCA sampai dengan pengujung tahun ini cenderung semakin susut. Guna menahan laju penurunan ini sebetulnya perseroan dapat menaikkan suku bunga kreditnya.

Namun, keputusan untuk menaikkan bunga pinjaman perlu mempertimbangkan pergerakan pasar. Emiten bersandi saham BBCA ini juga memantau respons bank lain apabila keputusan Rapat Dewan Gubernur BI kembali menaikkan suku bunga acuan.

"Kan tren suku bunga naik, jadi kami pelan-pelan menaikkan suku bunga. Sudah ada yang naik, seperti KPR (kredit pemilikan rumah) kan sudah naik juga. Hampir semua (sektor) kita naik," kata Suwignyo.

Kenaikan bunga tersebut membantu BCA mempertahankan kinerja penyaluran kredit bahkan diyakini tetap tumbuh secara tahunan. Pertumbuhan pinjaman salah satunya ditopang penyaluran kredit kepada debitur korporasi.

"Sektornya, menurut saya, yang tumbuh paling banyak itu di korporasi komersial, itu tumbuh cukup tinggi," tuturnya. (Baca juga: BCA Kerek Bunga Deposito dan Kredit Masing-masing 25 Bps

Secara khusus Suwignyo menyebutkan bahwa kredit kendaraan bermotor (KKB) juga diyakini tumbuh secara tahunan (year on year). Per Agustus tahun ini, BCA menyalurkan KKB sekitar Rp 45 triliun atau naik sekitar 8% (yoy).

BCA juga mengakui bahwa kredit konsumer lain seperti kredit pemilikan rumah sebetulnya mengalami perlambatan pertumbuhan terpengaruh tren kenaikan bunga. Sampai dengan bulan ke delapan, perseroan mendistribusikan KPR senilai Rp 85 triliun.

"Proyeksinya, perkiraan saya, (penyaluran KPR hingga akhir tahun) belum sampai Rp 90 triliun. Mungkin sekitar Rp 88 triliun," kata Suwignyo.

BI akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 26 - 27 September 2018. BBCA memperkirakan bahwa bank sentral akan menaikan suku bunga acuan lagi. "Trennya (suku bunga) kan sekarang naik, jadi akan naik terus," ujar Suwignyo.

(Baca juga: Intervensi BI Tak Mempan, Bunga Acuan Diprediksi Naik Lagi