Likuiditas Ketat, Pefindo Pangkas Peringkat Multifinance Grup Trakindo

ANTARA FOTO/M. Agung Rajasa
Beberapa siswa berfoto dengan latar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Jumat (24/2).
Penulis: Hari Widowati
21/9/2018, 11.30 WIB

PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat utang PT Radana Bhaskara Finance Tbk (HDFA) dari idA- menjadi idBBB- karena pengetatan likuiditas yang dihadapi perusahaan. Perusahaan pembiayaan milik Grup Trakindo ini kesulitan memperbarui fasilitas kredit perbankan sehingga kegiatan bisnis dan kemampuannya untuk membayar Medium Term Notes (MTN) yang akan jatuh tempo 2018 dan 2019 terbatas.

Penurunan peringkat juga dilakukan terhadap MTN II 2016 seri A, B, dan C; MTN I 2017 seri A, B, dan C, serta MTN Syariah Mudharabah I 2017 seri A, B, dan C yang diterbitkan perusahaan. Prospek (outlook) Radana Finance juga direvisi dari negatif menjadi credit watch dengan implikasi negatif.

Analis Pefindo Danan Dito mengatakan, penurunan peringkat hingga tiga notch ini mempertimbangkan ketentuan dalam prospektus MTN Radana yang menyatakan penurunan peringkat akan berdampak pada peningkatan agunan piutang secara signifikan. "Radana harus menyediakan tambahan deposito atau mempercepat pembayaran MTN," kata Dito dalam konferensi pers, di Jakarta, Kamis (20/9).

Berdasarkan data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), MTN II Radana Bhaskara Finance 2016 Seri A memiliki nilai pokok Rp 70 miliar dan akan jatuh tempo pada 7 November 2018. Seri B dengan nilai pokok Rp 60 miliar akan jatuh tempo 14 November 2018 sedangkan Seri C dengan nilai pokok Rp 70 miliar akan jatuh tempo 21 November 2018. MTN I Radana Bhaskara Finance 2017 Seri A dengan nilai pokok Rp 60 miliar akan jatu tempo pada 11 Juni 2019.

MTN I 2017 Seri B yang memiliki nilai pokok Rp 65 miliar akan jatuh tempo 18 Juni 2019 sedangkan Seri C dengan nilai pokok Rp 60 miliar akan jatuh tempo 25 Juni 2019. Adapun MTN Syariah Mudharabah I 2017 Seri A, B, dan C memiliki total nilai pokok Rp 200 miliar dan akan jatuh tempo pada Februari 2019.

Radana Finance bergerak di bidang pembiayaan konsumen untuk motor baru maupun motor bekas. Perusahaan juga merambah pembiayaan multiguna dengan agunan mobil dan aset lainnya. Per 30 Juni 2018, pemegang saham Radana Finance terdiri atas PT Tiara Marga Trakindo (Trakindo Group) sebesar 70,78%, PT Inti Investasi Prima (Orang Tua Group) sebesar 21,7%, dan masyarakat 7,52%.

Kinerja Melemah

Menurut laporan keuangan Radana Finance per Juni 2018, perusahaan memiliki kas dan setara kas sebesar Rp 212,95 miliar. Perseroan memiliki utang bank jangka pendek sebesar Rp 860,7 miliar sedangkan kewajiban dalam bentuk MTN sebesar Rp 850,66 miliar.

Radana membukukan pendapatan Rp 404,45 miliar pada semester I 2018, turun tipis dibandingkan semester I 2017 sebesar Rp 409,09 miliar. Penurunan pendapatan ini disebabkan adanya penurunan pendapatan pembiayaan konsumen sebesar 1,84% menjadi Rp 267,82 miliar. Perseroan mencatatkan rugi bersih Rp 2,33 miliar per 30 Juni 2018 sedangkan pada periode yang sama tahun lalu masih mencetak laba bersih Rp 339,85 juta. Kerugian tersebut disebabkan kenaikan beban umum dan administrasi, serta beban pajak penghasilan.

Dito mengatakan, Radana Finance membutuhkan dukungan luar biasa dari induk usahanya, yakni Trakindo Group untuk menyelesaikan masalah tersebut. "Pefindo dapat menurunkan peringkat perusahaan lebih lanjut jika situasi likuiditas perusahaan tidak meningkat secara signifikan karena batas waktu jatuh tempo MTN semakin dekat," kata Dito. Prospek perusahaan bisa kembali menjadi stabil jika Trakindo memberikan dukungan dana untuk mencegah Radana gagal memenuhi kewajiban keuangannya termasuk pembayaran MTN. Perbaikan prospek perusahaan juga tergantung pada perbaikan likuiditas dengan kembali normalnya pendanaan dari perbankan.

(Baca: OJK Bekukan SNP Finance karena Gagal Bayar Bunga MTN)