Citibank N.A. Indonesia membukukan laba bersih sebesar Rp 835,3 milar sepanjang semester I-2018, turun 38,3% dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,3 triliun. Penurunan ini terjadi akibat cadangan kredit, meski penyaluran kreditnya masih tumbuh.
Chief Executive Officer Citibank Indonesia Batara Sianturi mengatakan, penurunan laba bersih disebabkan oleh reversal cadangan kerugian kredit pada triwulan I-2017. Hal itu dipengaruhi penyaluran kredit komersial.
"Kami membukukan tambahan cadangan kerugian kredit, sejalan dengan kredit yang tadi tumbuh 19%," kata Batara dalam konferensi dengan media di Jakarta, Senin (13/8). Portofolio kredit Citibank meningkat 19% dibanding capaian periode yang sama tahun lalu menjadi Rp 47,5 triliun. Pertumbuhan kredit itu didorong oleh pertumbuhan pada lini bisnis kredit korporasi.
Batara mengatakan, ada empat sektor industri yang menjadi penyokong terbesar pertumbuhan kredit di Semester I-2018 yaitu sektor perantara keuangan, sektor pertambangan dan penggalian, sektor pengolahan, dan sektor perdagangan besar dan eceran.
(Baca: Konsolidasi Perbankan, Modal Makin Kuat dan Perusahaan Ramping)
Batara optimis permintaan kredit banknya tetap stabil hingga akhir tahun ini. Hal ini yang membuat perusahaan merasa mampu menggenjot pertumbuhan kredit. "Pertumbuhan kredit dan DPK (Dana Pihak Ketiga) sudah di atas target semester I-2018 kami, yaitu masing-masing tumbuh 8%," kata Barata.
Dalam laporan keuangan Citibank, DPK pada semester I-2018 tumbuh 15% menjadi Rp 58,25 triliun. Hal ini memungkinkan Citibank untuk mempertahankan rasio lending-to-funding (RIM) yang solid menjadi sebesar 77,7%.
Meski penyalurannya tumbuh, kualitas kredit perusahaan sedikit menurun. Ini tercermin dari rasio kredit macet atau Non-Performing Loan (NPL) sebesar 2,34%. Pada semester yang sama tahun lalu, NPL Citibank Indonesia berada di angka 2,26%.
"NPL memang naik, karena ada kredit yang sedang proses recovery. Kalau dibandingkan tahun lalu, agak tinggi di sektor kredit komersial. Tapi proyeksi kami masih terjaga dengan NPL di bawah 3%," kata Batara.
Pendapatan bunga bersih turun 6,2% menjadi Rp 2,09 triliun, akibat beban bunga yang meningkat sebesar 11,25% menjadi Rp 593,2 miliar pada Semester I-2018. Adapun, margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) Citibank turun dari 6,69% pada semeter I-2017, menjadi 5,87%. NIM terkoreksi hampir 100 basis poin (bps), karena NIM tahun lalu cukup tinggi.
Beberapa faktor yang menyebabkan menurunnya NIM pada Semester I-2018, karena pihaknya belum menyesuaikan tingkat bunga pada periode itu. Alasan lainnya yaitu, adanya penambahan beban bunga akibat bunga deposito yang naik setelah Bank Indonesia (BI) menaikkan suku bunga acuannya.
(Baca: Bank Ramai-ramai Mulai Menaikkan Bunga Kredit dan Deposito)