Pembiayaan ACC Capai Rp 13,5 Triliun Terdorong Mobil Baru

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Pengunjung melihat mobil yang dipamerkan dalam Auto Show 2017 di Hall MOG, Malang, Jawa Timur, Jumat (17/3). Pemerintah menargetkan industri otomotif nasional mampu memproduksi 2,5juta unit mobil pada tahun 2020.
Penulis: Michael Reily
24/7/2018, 21.24 WIB

Realisasi pembiayaan Astra Credit Companies (ACC) pada semester pertama 2018 sebesar Rp 13,5 triliun. Berkaca pada pencapaian tersebut, anak usaha Astra Grup itu menargetkan pembiayaan kredit mobil sepanjang tahun ini hingga Rp 26 triliun.

Dari jumlah itu, kata Presiden Direktur ACC Siswadi, pembiayaan untuk mobil baru mencapai 80 persen dan sisanya terserap untuk kredit mobil bekas dan alat berat. “Mobil bekas sekarang sedang repot gara-gara beberapa produk baru cukup kompetitif bunganya,” kata Siswadi di Jakarta, Selasa (24/7).

Melihat situasi yang cukup menantang tadi, strategi ACC untuk mencapai target tersebut pada 2018 dengan menjaga pelayanan yang baik. Siswadi yakin akan kemampuan perusahaan untuk menjaga pelanggan dan jaringan diler di Indonesia.

Sementara itu, kinerja lain perusahannya cukup menggemberikan. Misalnya, pertumbuhan laba bersih ACC pada semester pertama naik 18 persen. Nilainya pun meningkat menjadi sekitar Rp 500 miliar.

(Lihat pula: Tertekan Persaingan, Laba Bersih Divisi Otomotif Astra Turun 3%).

Dia menargetkan laba bersihnya mencapai Rp 1 triliun pada tahun ini. Kontribusi profit berasal dari produk yang dibiayai dan dananya dari perbankan dan obligasi. “Lebih mudahnya dua kalinya saja,” ujar Siswadi.

Meski begitu, dia belum bisa memberikan detail pendapatan pada paruh pertama 2018. Dia berkilah, pendapatan berasal dari laporan tahunan dari 2 hingga 3 tahun lalu yang jatuh tempo pada 2018.

Biasanya, sejumlah lembaga pembiayaan otomotif mulai melirik pagelaran Gaikindo International Indonesia Auto Show (GIIAS) pada Agustus nanti untuk memperbesar penyaluran kreditnya. Namun Siswadi tidak akan menempatkan acara tersebut sebagai salah satu cara mendorong peningkatan pembiayaan. Dia tidak mau mendorong pasar yang belum terhitung jelas.

(Lihat juga: Dari Toyota hingga VW, Perusahaan Otomotif Berlomba Danai Taksi Online).

Oleh karena itu, ACC juga belum akan menaikkan suku bunga terkait kenaikan acuan Bank Indonesia (BI). “Kami masih kuat untuk memberikan suku bunga yang relatif sama dan kompetitif untuk pasar,” kata Siswadi.