Pemegang saham PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) menyepakati perubahan Anggaran Dasar mengenai modal dasar perseroan. Mereka setuju untuk meningkatkan modal dasar perseroan hingga dua kali, dari Rp 150 miliar menjadi Rp 300 miliar.
"Nilai nominal saham, tetap sama yakni Rp 20 per saham," kata Direktur BTPN Anika Faisal ketika ditemui usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) terkait penambahan modal dasar ini di Menara BTPN, Jakarta pada Kamis (7/6).
Dengan perubahan modal dasar ini, jumlah saham yang diterbitkan bertambah dari 7,5 miliar saham menjadi 15 miliar saham. Sementara itu, presentase jumlah saham dalam portepel ikut meningkat dari 22 persen menjadi 61 persen.
(Baca: Lepas 10% Saham, BTPN Syariah Bidik Dana IPO Rp 754 Miliar)
Penambahan modal dasar ini, merupakan antisipasi BTPN dalam menghadapi tantangan perusahaan di masa mendatang. Anika melihat perusahaan ini akan terus bertumbuh dan berkembang sehingga perlu dilakukan penambahan modal dasar.
Dengan begitu, BTPN memiliki ruang yang cukup, apabila ingin menambah modal seperti melalui right issue. "Kalau belum ada modal dasarnya, tidak bisa dibayarkan, tidak bisa disetorkan," kata Anika.
Penambahan modal dasar ini hanya berdampak pada peningkatan jumlah saham dalam portepel, sedangkan komposisi pemegang saham maupun jumlah kepemilikannya tetap sama. Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC) tetap memiliki 40 persen saham, Summit Global Capital Management BV menggenggam 20 persen, dan pemegang saham publik menguasai 40 persen saham.
(Baca: Dimerger, Sumitomo dan BTPN Akan Masuk 10 Bank Terbesar di RI)
Hingga Maret 2018, aset BTPN secara konsolidasian tercatat naik 3 persen, dari Rp 92,9 triliun pada Maret 2017, menjadi Rp 95,8 triliun. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) masih terjaga di level 24,8 persen.
Sementara, penyaluran kredit tumbuh tipis dari Rp 65 triliun pada kuartal I-2017 menjadi Rp 65,3 triliun pada triwulan satu 2018 dengan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) sebesar 1 persen. Sementara itu, total pendanaan (funding) meningkat sebesar 3 persen menjadi Rp76,3 triliun di Maret 2018.
(Baca: Laba BTPN Turun 30% Imbas Investasi Digital dan Restrukturisasi)
Ke depan, BTPN menyatakan akan fokus melakukan berbagai inovasi dan melanjutkan agenda transformasi yang didukung dengan teknologi digital. Anika mengatakan, Inovasi dan Transformasi Digital yang dilakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan dengan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018.
"Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang paling siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” kata Anika.