BCA Akan Terbitkan Obligasi Subordinasi Rp 500 Miliar

Arief Kamaludin (Katadata)
Obligasi subordinasi BCA akan ditawarkan dalam tiga seri.
Penulis: Hari Widowati
15/5/2018, 14.46 WIB

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) akan menerbitkan obligasi subordinasi (subdebt) berkelanjutan tahap I 2018 senilai Rp 500 miliar. Surat utang tersebut akan digunakan untuk memperkokoh struktur permodalan dan penghimpunan dana jangka panjang.

Wakil Presiden Direktur BCA Eugene Galbraith mengatakan, penerbitan subdebt ini merupakan bagian dari rencana aksi (recovery plan) perbankan yang diwajibkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 14/POJK.03/2017 tentang Rencana Aksi bagi Bank Sistemik. "BCA memiliki kondisi keuangan dan likuiditas yang solid. Sebagian besar modal BCA merupakan modal inti (tier I) yang berkontribusi 96% terhadap jumlah modal pada akhir 2017," kata Eugene dalam konferensi pers, di Jakarta, Selasa (15/5).

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BCA per 31 Maret 2018 mencapai 23,6%. Dana hasil penerbitan subdebt ini akan digunakan untuk pengembangan usaha, khususnya untuk penyaluran kredit.

Perseroan menunjuk BCA Sekuritas sebagai penjamin emisi penerbitan obligasi subordinasi tersebut. Obligasi subordinasi yang mendapatkan peringkat idAA dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) ini akan diterbitkan dalam tiga seri, yakni seri A dengan tenor 7 tahun, seri B dengan tenor 10 tahun, dan seri C dengan tenor 12 tahun. Direktur BCA Sekuritas Imelda Arismunandar mengatakan, subdebt seri A akan ditawarkan dengan kisaran kupon 7,5%-8,25%. Subdebt seri B akan ditawarkan dengan kupon 7,75%-8,5% dan seri C dengan kupon 8%-8,75%.

"Sebagian dari subdebt ini akan dialokasikan kepada nasabah retail BCA, sisanya ditawarkan kepada investor institusi seperti dana pensiun dan asuransi," kata Imelda. Masa penawaran akan berlangsung pada 15-30 Mei 2018. Perseroan memperkirakan subdebt ini bisa mendapatkan pernyataan efektif dari OJK pada 26 Juni 2018 dan akan didistribusikan pada 4 Juli 2018.

(Baca: Kredit Seret Tinggi, Perbankan Berpotensi Borong Obligasi Korporasi)

Direktur BCA Rudy Susanto mengatakan, BCA akan menggunakan dana subdebt tersebut untuk penyaluran kredit di sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM). "Dengan suku bunga kredit UMKM yang sekitar 10%, masih ada margin yang kami dapatkan," kata Rudy.

Hingga kuartal I 2018, penyaluran kredit BCA tumbuh 15% menjadi Rp 470 triliun. Dari total kredit tersebut, penyaluran kredit komersial dan UKM mencapai Rp 166,7 triliun, naik 14,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. BCA menargetkan pertumbuhan kredit sepanjang tahun ini sebesar 9%, sedikit di bawah target pertumbuhan kredit yang ditetapkan OJK sebesar 12%. Proyeksi ini merupakan target konservatif yang sama seperti realisasi pertumbuhan kredit 2017.

(Baca: BCA Targetkan Terbitkan 2 Juta Kartu Debit Berlogo GPN Tahun Ini)