Memasuki era digitalisasi, banyak pekerjaan manusia yang hilang dan berkurang. Namun, industri asuransi jiwa menyatakan pada era internet saat ini, masih membutuhkan banyak tenaga manusia untuk memasarkan produknya kepada masyarakat.
Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Hendrisman Rahim menyadari internet dapat menggantikan peran manusia dalam hal pemasaran. Namun, dia memprediksi dalam 5-10 tahun ke depan industri asuransi masih akan merekrut banyak tenaga pemasaran.
"Untuk menjual produk asuransi ini, perlu ada yang disebut emosional. Nah, kalau kita bicara emosional, itu tidak bisa lagi berhubungan dengan digital," ujar Hendrisman saat ditemui di Rumah AAJI, Jakarta pada Jumat (16/3).
(Baca: Tujuh Bidang Pekerjaan Akan Tetap Eksis di Era Digital)
Dirinya menilai bahwa calon nasabah asuransi jiwa perlu dibangkitkan emosionalnya oleh agen asuransi secara personal. Menurutnya cukup sulit menjual dan meyakinkan nasabah tanpa pendekatan emosional. Makanya peran agen asuransi masih sangat dibutuhkan.
Hingga saat ini AAJI mencatat adanya peningkatan jumlah tenaga pemasaran asuransi jiwa berlisensi. Hingga akhir tahun lalu, jumlah tenaga pemasaran meningkat sebesar 7,6 persen dari 543 ribu orang di periode yang sama menjadi 584 ribu orang.
"Dari total tersebut, 90,5 persennya berasal dari saluran keagenan," ujar Kepala Departemen Hubungan Internasional AAJI Nelly Husnayati.
(Baca juga: Chatib Basri Prediksi Teknologi Ciptakan 5,1 Juta Pengangguran Baru)
AAJI juga mencatat, pertumbuhan tenaga pemasar berlisensi berdasarkan saluran keagenan hingga kuartal IV-2017 sebesar 7,2 persen menjadi 528 ribu orang. Tenaga pemasaran dari saluran bancassurance juga meningkat menjadi 28 ribu orang, tumbuh 9,3 persen dibandingkan periode yang sama 2016. Sementara, tenaga dari saluran alternatif meningkat 14,2 persen menjadi 26 ribu orang.
“AAJI dan industri asuransi jiwa akan terus berusaha untuk tetap menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bisnis asuransi, dengan merekrut tenaga pemasaran berlisensi yang handal dan berkualitas," ujar Nelly.
Selain itu, melalui Program 10 Juta Agen, AAJI juga berupaya untuk memperkenalkan kepada masyarakat mengenai agen asuransi. Profesi ini sebagai salah satu alternatif yang menjanjikan di tengah sulitnya lapangan pekerjaan.
"(Program 10 Juta Agen) telah dilaksanakan di 26 titik Kecamatan untuk Roadshow dan satu titik untuk Softlaunching,” ujarnya.