Menteri Koordinator Bidang perekonomian menerima kunjungan Ratu Maxima dari Belanda pada Selasa (13/2). Ratu Maxima merupakan Penasihat Khusus Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Bidang Inklusi Keuangan. Dalam pertemuan tersebut, Darmin memaparkan tentang upaya pemerintah dalam memperluas akses masyarakat terhadap layanan finansial atau inklusi keuangan.
Salah satu upaya pemerintah yaitu penyaluran bantuan secara nontunai. “Yang kami banyak jelaskan kepada dia lebih pada program-program pemerintah, terutama seperti program bantuan sekolah, beasiswa, KUR (Kredit usaha Rakyat), atau bantuan nontunai PKH (Program Keluarga Harapan), semuanya itu disalurkan ke rekening penerima,” kata Darmin di Kantornya, Selasa (13/2).
(Baca juga: Perluas Akses Keuangan, Bappenas Siapkan Tabungan Pos)
Ia pun berpendapat layanan finansial telah semakin luas menjangkau masyarakat Indonesia. Jumlah pemilik rekening bank sudah semakin banyak. Selain itu, masyarakat juga dijangkau oleh layanan finansial yang difasilitasi oleh perusahaan teknologi finansial (financial technology/fintech) dan perdagangan online (e-commerce). Meski begitu, ia mengakui belum ada data yang cukup soal inklusi keuangan berkat fintech dan e-commerce.
(Baca juga: Pembiayaan 27 Fintech yang Terdaftar di OJK Capai Rp 2,2 Triliun)
Adapun data perkembangan inklusi keuangan masih akan menunggu survei Bank Dunia (World Bank). "Jika melihat jumlah rekening yang terbentuk dua tahun ini, perkembangannya banyak sekali. Tetapi kami tidak bisa menambahkan begitu saja (dengan perhitungan kami) karena harusnya itu hasil survei dari World Bank,” ucapnya.
Menurut Darmin, Ratu Maxima menyarankan pemerintah Indonesia untuk mengembangkan ekonomi yang digerakkan pasar (market driven) agar inklusi keuangan dapat berjalan dengan baik. "Barangkali itu perbaikan yang harus kita lakukan," kata Darmin.
Kunjungan Ratu Maxima kali ini merupakan kunjungan yang kedua kalinya. Sebelumnya, Ratu Maxima berkunjung ke Indonesia untuk membahas hal yang sama, yaitu inklusi keuangan pada 2016.