PT Sarana Multigriya Finasial (Persero) menargetkan penerbitan sekuritisasi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) pada tahun depan sekitar Rp 2,4 triliun-Rp 2,6 triliun. Perusahaan pelat merah di bawah Kementerian Keuangan ini berharap akan banyak perbankan yang menyalurkan KPR.
Direktur Sarana Multigriya Finasial (SMF) Trisnandi Yulrisman mengatakan targetnya penerbitan sekuritisasi KPR bisa tumbuh 20%-30% dari tahun ini. Target pertumbuhan yang sama juga ditetapkan untuk penerbitan obligasi.
“Target penerbitan obligasi tahun depan Rp 5 triliun. Tahun ini targetnya Rp 3,5 triliun,” ujarnya saat Media Gathering di Bandung, akhir pekan lalu.
Dia menjelaskan tahun ini SMF menargetkan penerbitan sekuritisasi KPR Rp 2 triliun. Hingga Juni, realisasinya sudah mencapai Rp 1 triliun. Sementara untuk penerbitan obligasi realisasinya mencapai 3,1 triliun, atau 90,7% dari target tahun ini Rp 3,5 triliun.
Untuk mengejar target sekuritisasi dan penerbitan obligasi ini, SMF akan terus bekerja sama dengan perbankan dan perusahaan pembiayaan meningkatkan penyaluran KPR. Hingga saat ini SMF telah bekerja sama dengan 1 bank umum, 6 bank syariah, 11 Bank Pembangunan Daerah (BPD), dan 3 perusahaan pembiayaan (multifinance).
(Baca: Menteri Rini Dorong BUMN Terbitkan DIRE untuk Cari Dana)
Untuk penerbitan sekuritisasi SMF telah menjalin kerjasama dengan 2 bank umum. Tahun lalu SMF menerbitkan sekurtisasi sebesar Rp 1,5 triliun, rinciannya Rp 1 triliun bersama BTN, dan Rp 500 miliar bersama Bank Mandiri. Hingga semester I tahun ini, SMF baru menerbitkan Rp 1 triliun bersama BTN.
SMF juga berencana menerbitkan sekuritisasi KPR syariah pertama di Indonesia pada akhir tahun ini. Penerbitan Efek Beragun Aset Syariah berbentuk Surat Partisipasi (EBAS-SP) akan bekerja sama dengan BTN Syariah. Belum ada kepastian berapa besar nilainya, tapi potensi KPR BTN Syariah yang bisa disekuritisasi mencapai Rp 3,8 triliun.
Sekuritisasi KPR Syariah ini juga merupakan salah satu upaya SMF mengajak perbankan terutama syariah dalam mendapatkan pembiayaan dan meningkatkan penyaluran KPR. SMF akan terus mendorong perbankan menerbitkan sekuritisasi KPR.
Direktur SMF Heliantopo mengaku agak sulit mengajak perbankan menerbitkan sekuritisasi untuk membiayai KPR. Alasannya perbankan memiliki kebutuhan untuk membesarkan asetnya. Sekuritisasi memang bisa menambah modal perbankan untuk membiayai KPR. Namun, KPR yang disekuritisasi akan lepas dari pembukuan laporan keuangannya, sehingga bisa memperkecil nilai aset bank tersebut.
Selain itu, perbankan yang menyalurkan KPR pun masih sedkit. “Belum banyak bank yang eligible menyalurkan KPR,” kata Heliantopo.