Jakarta Jadi Lokasi Cadangan Acara IMF-World Bank 2018

Arief Kamaludin | Katadata
25/9/2017, 15.51 WIB

Pemerintah tengah mengkaji rencana perubahan lokasi pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) - World Bank pada tahun depan. Provinsi DKI Jakarta menjadi opsi lokasi yang akan diambil pemerintah untuk penyelenggaraan acara tersebut, jika di Bali tidak memungkinkan. 

Rencananya pertemuan tahunan IMF-World Bank akan digelar di Bali ada tahun depan. Namun, karena dalam sebulan terakhir ada peningkatan aktivitas Gunung Agung, pemerintah memberlakukan status "Awas" pada 22 September lalu. Sebagai langkah antisipasi agar acara ini bisa tetap berjalan, pemerintah perlu menyiapkan lokasi cadangan.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan saat ini pemerintah tengah mengkaji rencana perpindahan lokasi acara pertemuan IMF-World Bank. Pihaknya masih akan membahas rencana ini bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo.

(Baca: Jokowi Ingin Pamer pada Rapat Tahunan IMF-Bank Dunia di Bali)

Satu-satunya opsi perpindahan lokasi pertemuan yang dimungkinkan untuk menggelar acara ini hanya di Jakarta. "Tidak ada lagi yang lain (sanggup) kalau harus menggelar pertemuan ribuan orang," kata Luhut di kantornya, Jakarta, Senin (25/9).

Luhut juga mengatakan dirinya akan mengunjungi Ibukota Amerika Serikat, Washington D.C. pada 11-13 Oktober mendatang untuk mengabarkan kondisi terakhir Bali. Dia baru menerima laporan para ahli gunung berapi mengenai efek dari letusan Gunung Agung yang diprediksi tidak seperti Gunung Sinabung.

"Jadi (diharap) tidak lama efeknya," kata Luhut. (Baca: Pemerintah Bidik Tiga Target dari Pertemuan IMF-World Bank 2018)

Harapan yang sama juga disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi yang akan menghelat pertemuan keempat menteri-menteri perhubungan Asia dan Eropa (4th The Asia-Europe Meeting (ASEM) Transport Ministers) di Bali pada 26 hingga 28 September mendatang. Potensi letusan Gunung Agung menjadi perhatiannya saat ini.

Meski begitu, dia mengaku tetap berpikir positif dan menganggap fenomena ini merupakan hal yang normal. Apalagi direncanakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan menghadiri acara pertemuan tersebut. "Kami anggap ini normal saja," kata Budi di Hotel Borobudur tadi.