Antusiasme masyarakat untuk mendapatkan uang baru pecahan kecil sudah tampak sejak awal Ramadan. Bank Indonesia (BI) mencatat, total penukaran uang ‘receh’ telah mencapai Rp 26,5 triliun sepanjang sepekan pertama Ramadan. Jumlah tersebut naik 70 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI Suhaedi menduga penarikan uang 'receh' yang lebih besar dan lebih cepat dibanding tahun lalu ini didukung oleh banyaknya hari libur dalam sebulan ini. Selain itu, adanya pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) ataupun bonus untuk karyawan yang lebih cepat. Ada juga faktor keinginan masyarakat untuk mendapatkan uang emisi baru.
"Penarikan uang ini lebih tinggi dibanding tahun lalu, karena ada hari libur lebih panjang. Ada THR, bonus karyawan, dan sebagainya. Minat uang baru juga sangat tinggi. Selain itu, titik pelayanan juga lebih banyak dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata dia saat konferensi pers penukaran uang rupiah di Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Rabu (7/6)
Suhaedi merinci, dari Rp 26,5 triliun uang pecahan kecil yang ditarik masyarakat, sebanyak Rp 22 triliun di antaranya ditarik masyarakat dari BI. Sisanya, sebanyak Rp 4,5 triliun dari kas titipan, dan Rp 195 miliar dari kantor-kantor perbankan. Adapun, mayoritas penukaran uang terjadi di Pulau Jawa. Bahkan, sebesar 25,5 persennya dilakukan di DKI Jakarta. (Baca juga: Tersulut Belanja Ramadan dan Bansos, Ekonomi Kuartal II Diramal Naik)
Tahun ini, BI menyediakan 122 lokasi penukaran uang yang terdiri dari 45 kantor BI di daerah dan 77 kas titipan di bank komersial. Adapun, khusus di Jakarta, ada 200 kantor bank yang menyediakan layanan penukaran uang. Upaya BI memperbanyak titik penukaran dilakukan agar masyarakat mengurangi penukaran uang di pinggir jalan. Dengan begitu, potensi penyebaran uang palsu bisa diredam.
"Sampai hari ini belum ditemukan (uang palsu). Perbankan akan sangat teliti menerima uang yang ditukarkan akan dengan alat sinar UV," ujar dia. (Baca juga: Sambut Lebaran, BI Layani Penukaran Uang Baru Hingga Pelosok)
Deputi Gubernur BI Sugeng menjelaskan, pihaknya memprediksi kebutuhan uang pecahan kecil untuk Lebaran mencapai Rp 167 triliun. Maka itu, pihaknya menyiapkan uang rupiah pecahan kecil senilai Rp 200 triliun. Namun, tidak semua uang pecahan kecil tersebut merupakan rupiah keluaran terbaru atau emisi 2016.
"Memang belum bisa semua emisi baru, yang baru sekitar Rp 70 triliun, sisanya masih emisi lama. Tapi semuanya baru dicetak," ujar dia.