KSSK: Stabilitas Sistem Keuangan Hadapi Risiko Kredit Bermasalah

Arief Kamaludin|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
27/4/2017, 21.30 WIB

Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) menyimpulkan stabilitas sistem keuangan selama kuartal I-2017 dalam kondisi normal. Namun, masih ada sejumlah risiko yang bisa mempengaruhi sistem keuangan Indonesia. Salah satunya adalah, kenaikan rasio kredit bermasalah (NPL) perbankan.

Ketua KSSK sekaligus Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kondisi sistem keuangan yang normal selama tiga bulan pertama tahun ini ditopang oleh inflasi yang terjaga, tingkat permodalan serta likuiditas perbankan menunjukkan peningkatan, dan terkendalinya risiko industri perbankan.

Selain itu, nilai tukar rupiah juga masih terjaga. Begitu pula dengan kinerja Surat Berharga Negara (SBN) yang berada dalam rentang normal dan penguatan pada pasar saham. (Baca: Sri Mulyani: Satu Peraturan Pencegahan Krisis Belum Rampung Dibahas)

Ke depan, KSSK optimistis kondisi positif ini masih akan berlanjut. Hal itu seiring dengan tren perkembangan ekonomi dunia. Salah satu indikasinya adalah, hasil pertemuan musim semi (Spring Meeting) Dana Moneter Internasional dan Bank Dunia (IMF-WB) pekan lalu, yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia bakal lebih baik.

Selain itu, tekanan politik di Uni Eropa juga mereda pasca hasil pemilihan Presiden Prancis tahap pertama yang dimenangkan kandidat pro Zona Euro. “Namun, KSSK menilai masih ada potensi risiko baik eksternal maupun domestik yang perlu dicermati,” kata Sri Mulyani saat konferensi pers hasil rapat KSSK di kantornya, Jakarta, Kamis (27/4).

Dari sisi eksternal, KSSK memantau perkembangan kebijakan perdagangan global terutama Amerika Serikat (AS) yang cenderung proteksionisme. Selain itu, rencana kebijakan pemangkasan pajak yang bisa memengaruhi iklim investasi global. Ada pula, risiko dari peningkatan tekanan geopolitik global, terutama Korea Utara yang tidak bisa diperkirakan.

(Baca: OJK Klaim Kondisi Normal, Tak Ada Bank Yang Diawasi Intensif)

Halaman: