PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk mencatatkan laba sebesar Rp 3,2 triliun pada kuartal I 2017. Angka itu naik 8,5 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan kredit yang cukup signifikan. “Kredit growth-nya 21,4 persen di kuartal I 2017,” kata Baiquni di kantornya, Jakarta, Rabu (12/4).
Menurut Baiquni, kredit di sektor manufaktur tumbuh tertinggi hingga mencapai 22,8 persen pada kuartal lalu. Selain itu, kredit di sektor kelistrikan, gas, dan air juga tercatat tumbuh 13,7 persen.
(Baca juga: Pinjaman Bank untuk Proyek LRT Jabodebek Dijamin Pemerintah)
Sementara, kredit untuk sektor transportasi, komunikasi, serta pergudangan tumbuh 8,5 persen dan kredit konstruksi tercatat juga tumbuh sebesar 6,2 persen.
"Khusus kredit ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN) naik hingga 37,8 persen," kata Baiquni. Selain BUMN, dari total Rp 287,8 triliun kredit masuk ke business banking dan didominasi korporasi yakni 23,7 persen.
Wakil Direktur Utama BNI Herry Sidharta, mengatakan untuk infrastruktur, porsi kredit terbesar diberikan ke sektor jalan tol yakni 25 persen. Sedangkan 22 persen porsi pembiayaan disalurkan ke sektor pembangkit listrik, telekomunikasi serta migas juga memiliki porsi sebesar 13 persen. "Untuk tol 90 persen (kredit) masuknya memang di Trans Jawa," kata Herry.
(Baca juga: Dana Pemulihan Tambang Migas di BNI Mencapai Rp 4,3 Triliun)
Sedangkan Direktur Perencanaan dan Operasional BNI Bob Tyasika Ananta mengatakan untuk aset, BNI juga mencatat pertumbuhan aset 21,5 persen pada kuartal I 2017 ketimbang periode yang sama tahun lalu. Dirinya mengatakan kualitas aset akan dijaga dengan langkah hati-hati serta selektif dalam pemberian kredit.
"Fundamental kami juga baik dengan kecukupan modal pada level 19 persen," katanya.