Dua Bank BUMN Ditawari Skema Penyelamatan Bumiputera

Arief Kamaludin|KATADATA
13/12/2016, 16.00 WIB

Pengelola Statuter Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera fokus mempersiapkan restrukturisasi  usaha melalui penerbitan saham baru (rights issue) PT Evergreen Invesco Tbk. Sejumlah perusahaan asuransi lokal pun didekati untuk jadi investor baru Evergreen sekaligus menyelamatkan Bumiputera.

Dua bank BUMN, yaitu PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), pernah ditawari untuk membantu, bahkan mengakuisisi perusahaan asuransi jiwa tersebut. Sumber Katadata mengatakan, internal BNI sempat mengkaji tawaran tersebut.

Namun, belakangan, BNI menyatakan tak tertarik. “(BNI) Ditawari, tapi tidak tertarik,” ucap sumber tersebut, Senin (12/12). Salah satu alasannya adalah BNI telah memiliki anak usaha yang bergerak di bidang asuransi jiwa, yaitu PT BNI Life Insurance.

Selain itu, BNI Life telah memiliki kemitraan strategis dengan perusahaan asuransi asal Jepang, Sumitomo Life. Kemitraan yang terjalin sejak akhir 2013 itu setelah Sumitomo Life membeli 40 persen saham BNI Life senilai Rp 4,2 triliun.

Sebelum BNI, BRI juga disebut-sebut pernah mendapat tawaran serupa. Namun, bank pelat merah ini justru mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Bringin Jiwa Sejahtera (Bringin Life) yang semula dimiliki Dana Pensiun BRI.

Langkah ini memupuskan peluang akuisisi Bumiputera oleh BRI. “Belum ada rencana ke BP (Bumiputera). Kami baru akuisisi BRI Life dan mau kami kembangkan sendiri dulu,” kata Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo. (Baca juga: Sri Mulyani Pantau Langkah OJK Selamatkan Bumiputera)

Sebelumnya, Pengelola Statuter bidang SDM, Umum dan Komunikasi Adhi Massardi mengatakan, Kepala Eksekutif OJK Bidang Industri Keuangan Non-Bank Firdaus Djaelani telah meminta agar investor lokal diutamakan untuk membeli saham baru Evergreen sekaligus menyelamatkan Bumiputera. Karena itu, penjajakan dan komunikasi telah dilakukan, di antaranya ke Asabri dan Taspen.

“Pak Firdaus mengawasi langsung, OJK all out betul,” kata Adhi. Ia menambahkan, pengelola dan OJK ingin mempertahankan Bumiputera sebagai simbol asuransi nasional. (Baca juga: Penyelamatan Bumiputera Bertahap, Rights Issue GREN Cuma Rp 10 T)

Sayangnya, Firdaus enggan menerangkan restrukturisasi Bumiputera. Ia beberapa kali meminta Katadata bertanya langsung kepada pengelola statuter. Namun, ia sempat menyinggung bahwa Bumiputera tidak mengundang BUMN untuk mengakuisisi satu-satunya perusahaan asuransi berbentuk mutual tersebut.

“Sepertinya Bumiputera tidak mengundang BUMN, kalaupun ada cuma kerjasama bancassurance,” katanya. Namun, kerjasama bancassurance itu pun disebut-sebut sulit dilakukan lataran bank BUMN telah memiliki anak usaha yang bergerak di bisnis asuransi jiwa. (Baca juga: Kondisi Keuangan AJB Bumiputera Terancam Memburuk)

Ia menjelaskan, OJK juga tidak berencana bekerjasama dengan Kementerian BUMN agar bank ataupun asuransi pelat merah bisa membantu restrukturisasi Bumiputera. “Saat ini pengelola statuter sedang bekerja merapikan perusahaan. Investor boleh datang saat ini tapi bisa juga datang pada saat perusahaan sudah terbenahi,” kata Firdaus, awal Desember lalu. 

Reporter: Desy Setyowati