Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis, pasar modal bakal diguyur Rp 400 triliun dana repatriasi dari hasil program pengampunan pajak (tax amnesty). Demi menampung banjir dana repatriasi itu, pemerintah menyiapkan penjualan saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) delapan anak usaha BUMN.
Kepala Eksekutif Pasar Modal OJK Nurhaida merinci, sebanyak Rp 100 triliun bakal ditempatkan wajib pajak di instrumen saham. Sedangkan sebanyak Rp 300 triliun masuk ke instrumen obligasi, seperti surat utang negara (SUN), surat utang korporasi, dan instrumen surat utang lainnya.
Menurut dia, OJK belum berencana menambah instrumen baru guna menampung dana repatriasi tersebut. "Tidak ditambah karena semua instrumen sudah ada," katanya usai rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Senin (26/9).
Mengacu data Direktorat Jenderal Pajak, hingga Senin ini, total dana repatriasi hampir mencapai Rp 100 triliun, tepatnya Rp 98,7 triliun. Sedangkan pemerintah menargetkan bisa menarik pulang Rp 1.000 trliun dana Warga Negara Indonesia yang selama ini ditempatkan di luar negeri. (Baca juga: Rupiah Menguat Tajam bila Dana Repatriasi Rp 130 Triliun)
Menurut Nurhaida, pasar modal telah menyediakan berbagai macam instrumen investasi. Beberapa instrumen yang dimaksud antara lain saham, obligasi, Dana Investasi Real Estat (DIRE), dan Reksa Dana Penyertaan Terbatas (RDPT).
Untuk memenuhi kebutuhan instrumen penampung dana, otoritas juga turut mendorong percepatan langkah sejumlah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk melantai di bursa. "Karena kalau tidak ada instrumen maka ada kemungkinan harga menjadi tidak wajar," ucap Nurhaida. (Baca juga: Tak Dapat PMN, Delapan Perusahaan Siap Melantai di Bursa)
Topik mengenai instrumen penampung dana repatriasi menjadi bahasan dalam rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), hari ini. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah tengah mempersiapkan proses Initial Public Offering (IPO) anak usaha BUMN. "Kementerian BUMN sudah siapkan langkah untuk penempatan dana repatriasi ini," katanya.
Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro menyebut, anak perusahaan BUMN yang siap IPO, yakni anak usaha PT Pelindo II yaitu PT Tanjung Priok Car Terminal, dan PT Berlian Jasa Terminal. Selain itu, anak usaha PT Pertamina di bidang asuransi yakni PT Tugu Pratama. "Tugu Pratama akan dapat Rp 2,5 - 3 triliun-lah, kemungkinan paling besar," ucapnya. (Baca juga:Hanya Anak Usaha Asuransi Pertamina yang Siap Masuk Bursa).
Anak usaha BUMN Karya juga akan melakukan IPO tahun depan. Sejauh ini, menurut Aloysius, yang telah siap yakni anak usaha PT PP Tbk (PP) yaitu PP Beton dan PP Peralatan, serta anak usaha dari PT Wijaya Karya Tbk yaitu Wika Intrade yang bergerak dibidang solar cell untuk pemanas air.
Selain itu, PT Krakatau Steel Tbk juga berminat menjual saham anak usahanya, PT Krakatau Daya Listrik. PT Garuda Indonesia Tbk pun tidak mau ketinggalan, dengan menyiapkan IPO anak usahanya di bidang perawatan (engineering) pesawat, GMF Garuda.