Hutomo Mandala Putra mendatangi Kantor Wilayah Wajib Pajak Besar di Gedung Sudirman, di Jalan Jenderal Sudirman Kav 56 Jakarta, hari ini (15/9). Kedatangan putra bungsu mantan Presiden Soeharto ini untuk mendaftar program pengampunan pajak (tax amnesty).
Tommy, panggilan akrab Hutomo datang pada pukul 10.45 pagi. Direktur Jenderal Pajak Ken Dwijugiasteadi sudah menunggu di lantai 4 gedung tersebut dan langsung menyambutnya. Selama lebih kurang 30 menit, Tommy berada di ruangan untuk mengurus pendaftaran dan menyampaikan Surat Pernyataan Harta (SPH), dengan didampingi Ken. Setelah itu mereka keluar dan Tommy memberikan keterangan kepada awak media.
Dalam meminta pengampunan pajak kepada negara ini, Tommy terlihat datang sendiri. Dia tidak bersama dengan keluarga cendana lainnya. Tidak seperti anak pengusaha pemilik Grup TNT Teddy Thohir, yakni Garibaldi (Boy) dan Erick Thohir yang datang bersamaan sebelumnya. (Baca: Keluarga Thohir Ajak Pengusaha Lain Segera Ikut Tax Amnesty)
"Saya belum bicara dengan mereka (kakak-kakaknya). Seharusnya mereka dapat manfaatkan ini (tax amnesty)," kata Tommy usai menyampaikan SPH di Gedung Sudirman, Jakarta, Kamis (15/9).
Tommy mengaku awalnya sempat ragu untuk mengikuti program ini dan menebus dosa-dosa pajaknya. Namun, dia tidak menjelaskan apa yang membuatnya ragu dan apa keraguannya. Dia hanya mengatakan keraguan ini hilang setelah mendapat penjelasan dari Ken dan Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenai tax amnesty.
Dia pun merasa yakin bahwa program ini layak untuk diikuti dan baik bagi wajib pajak, khususnya pengusaha. "Apalagi ini bukan untuk pemerintah saja tapi untuk kebaikan wajib pajak itu sendiri," ujarnya. (Baca: Didatangi Sri Mulyani, Muhammadiyah Bantu Sosialisasi Tax Amnesty)
Pemilik Grup Humpus ini merasa dirinya merupakan pembayar pajak yang taat. Namun, masih ada beberapa harta yang belum sempat dilaporkan. Makanya dia merasa harus memanfaatkan program pengampunan pajak yang diberikan pemerintah saat ini.
Juni lalu Majalah Globe Asia sempat merilis Tommy termasuk dalam salah satu pengusaha terkaya di Indonesia. Dia menduduki posisi 56 dari 150 pengusaha terkaya Indonesia. Total kekayaannya tahun ini ditaksir mencapai US$ 655 juta atau sekitar Rp 8,5 triliun. Nilai kekayaannya bertambah dari tahun lalu sebesar US$ 600 juta.
Meski demikian, dia tidak mau menyebutkan berapa besar harta yang diungkapnya dalam tax amnesty dan berapa uang tebusan yang dibayarkan ke Negara. Tommy hanya mengaku harta yang dilaporkan bentuknya berupa saham, piutang, dan asset lainnya yang mayoritas berada di luar negeri. Dari beberapa sumber, tapi saya tidak bisa beritahu," kata Tommy.
(Baca: Bos Indofood Paparkan Keruwetan Pengusaha Ikuti Tax Amnesty)
Berdasarkan data Ditjen Pajak, hingga siang tadi total uang tebusan yang masuk dalam program tax amnesty mencapai Rp 21,3 triliun. Jumlahnya bertambah hingga Rp 10 triliun hanya dalam beberapa jam. Pada pukul 9.00 pagi jumlah uang tebusan baru mencapai Rp 11,18 triliun. Total uang yang dideklarasikan dan repatriasi juga naik hingga Rp 48 triliun menjadi Rp 528 triliun.
Terlepas dari berapa besar harta yang diungkapnya, Tommy mengakui bahwa repatriasi sangat penting bagi Negara dan dirinya sendiri sebagai pengusaha. Dana yang dialihkannya ke Indonesia akan diinvestasikan pada beberapa proyek infrastruktur dan industri. Dia mulai melirik proyek pembangkit listrik, perkebunan dan tambak ikan.
"Saya akan bicarakan lebih lanjut, karena rencana tersebut akan masuk dalam rencana perusahaan," katanya.