Sri Mulyani Soroti Kontribusi Pasar Modal bagi Perekonomian

Agung Samosir|KATADATA
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
10/8/2016, 15.34 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyoroti peran dan kontribusi pasar keuangan yang belum signifikan mendukung pertumbuhan ekonomi. Padahal, di tengah lesunya perekonomian, industri keuangan dan pasar modal masih mencatatkan pertumbuhan.

Di usianya yang menginjak 39 tahun pada 2016 ini, pasar modal Indonesia terhitung masih muda. Jadi, terbuka peluang lebih besar untuk melakukan pendalaman pasar melalui berbagai produk baru investasi. Dengan begitu, pasar modal dapat tumbuh lebih tinggi lagi.

Harapannya, pasar modal dan pasar keuangan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi yang menyejahterakan rakyat. Sri Mulyani pun berharap, pasar modal dan lembaga keuangan bisa menjadi saluran yang efektif dalam menyerap tenaga kerja di sektor riil. “Jadi ekonomi memiliki mesin pertumbuhan (dari pasar modal),” katanya saat menghadiri acara ulang tahun pasar modal ke-39 di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (10/8).

(Baca: Dana Repatriasi Bisa Dialihkan ke Properti dan Emas Batangan)

Upaya mengembangkan harus dilakukan karena kontribusinya terhadap perekonomian selama ini tergolong minim. Sri Mulyani menunjuk contoh, pertumbuhan sektor pertanian negatif dan aktivitas perdagangan lemah. Namun, sektor keuangan masih mencatatkan pertumbuhan.

“Jadi ada segelintir (orang) di sektor keuangan menikmati riil, sementara di masayarakat masih tertinggal. Enak di sini tapi tidak enak bagi ekonomi, dan itu tidak sustainable,” kata Sri Mulyani.

Karena itu, dia meminta para pelaku pasar keuangan dan pasar membantu pertumbuhan ekonomi, salah satu caranya membuat instrumen investasi atau peraturan yang mendorong peningkatan dana kelolaan. Dana itu dapat dipakai untuk pembangunan infrastruktur.

Menurut Sri Mulyani, upaya semacam ini telah dipikirkan pemerintah sejak 10 tahun lalu ketika dia menjadi Menteri Keuangan. Tujuannya agar pembangunan infrastruktur bisa dilakukan pemerintah bersama-sama dengan pihak swasta melalui skema Public-Private Partnership (PPP).

(Baca: Menteri Keuangan Rilis Aturan Teknis Repatriasi Dana ke Sektor Riil)

Dengan begitu, anggaran pemerintah hanya digunakan untuk membangun infrastruktur dasar, baik di perkotaan dan di perdesaan. Sementara infrastruktur lainnya dibangun melalui program kerjasama dengan swasta. Hasilnya adalah perekonomian bisa tumbuh secara berkesinambungan sehingga menciptakan lapangan kerja, mengurangi kemiskinan dan ketimpangan.

Its the best story of this country. Itu akan jadi cerita luar biasa dan powerfull karena banyak negara sedang struggle,” kata Sri Mulyani.

Di sisi lain, dia melihat dana repatriasi hasil kebijakan pengampunan pajak (tax amnesty) dapat pula dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan infrastruktur. Pelaku pasar keuangan dan pasar modal juga dapat mendorong investor potensial untuk membawa masuk dananya ke dalam negeri melalui berbagai instrumen.

(Baca: Jokowi Ramal Banjir Dana Tax Amnesty Akhir Agustus)

I'm very happy. Kalau (institusi keuanga) ketemu saya, sudah dapat sekian banyak partisipan tax amnesty dan sekian puluh triliun yang saya kelola. Kalau (hanya) sekian triliun, tidak usah ketemu saya, itu bukan kelas Anda. Apalagi miliar rupiah,” ujar Sri Mulyani.