Modal ventura atau venture capital, memilih menjalankan strategi yang konservatif di tengah pandemi virus corona (Covid-19). Fokus utama saat ini, menjaga portofolio eksisting.
East Ventures misalnya, lebih memilih fokus membantu portofolio eksisting menghadapi pandemi corona. Konsekuensinya, waktu untuk mengejar deal-deal baru bakal terpangkas, sehingga investasi baru di kuartal II 2020 otomatis akan berkurang.
Co-founder dan Managing Partner East Ventures Willson Cuaca mengatakan, memang East Ventures tetap membidik investasi di saat mayoritas modal ventura lain menunda pendanaa. Namun, kegiatan antara investasi baru, mengelola portofolio dan divestasi East Ventures porsinya sedikit berubah dibanding masa sebelum pandemi.
"Adanya pandemi corona membuat rencana jangka pendek dan menengah dari setiap portfolio sedikit berbeda. Kami melakukan lebih banyak diskusi dengan portfolio-portfolio, agar semua bisa menghadapi krisis ini dengan baik,” kata Willson kepada Katadata.co.id, Senin (11/5).
Saat ini, East Ventures mengambil posisi konservatif, dalam masa yang ia sebut sebagai krisis terberat di masa ini. Strategi ini mungkin bisa terus diterapkan, jika pandemi corona berlangsung lebih lama.
Untuk sektor yang menjadi bidikan, East Ventures tidak membidik perusahaan rintisan atau startup di sektor tertentu. Kriteria yang paling utama dilihat modal ventura ini adalah, pelaku usaha yang menitikberatkan penggunaan teknologi untuk memberikan nilai tambah.
Menurut Wilson, dalam situasi krisis maupun tidak, pihaknya meyakini pelaku usaha yang kuat dan berkarakter tetap selalu muncul. Artinya, meski hati-hati, East Venture tidak menutup mata akan kemungkinan investasi baru di tengah pandemi corona ini.
(Baca: Raih Pendanaan dari East Ventures, BukuWarung Berencana Perluas Pasar)
Terkait target kinerja atau investasi baru, East Ventures tidak menetapkan besaran tertentu. Pasalnya, di tengah pandemi corona, yang lebih ditekankan adalah adaptasi dan sensitivitas yang tinggi. Hal ini diperlukan guna melihat peluang dan kategori yang menjadi target investasi berikutnya.
Strategi konservatif juga diterapkan oleh modal ventura yang tergabung dalam ekosistem PT Bank Mandiri Tbk, yakni PT Mandiri Capital Indonesia (MCI). Direktur Utama MCI Eddi Danusaputro menyatakan, pihaknya akan lebih selektif menyalurkan pendanaan, maupun investasi di tengah pandemi corona.
MCI sendiri ia katakan, masih konsisten melirik investasi hanya terhadap startup financial technology atau fintech. Produk atau layanan startup fintech yang diberi pendanaan oleh MCI ini, kemudian akan digunakan untuk menunjang layanan Bank Mandiri.
"Hal ini sejalan dengan mandat yang diberikan oleh sang induk, yakni membidik peluang-peluang baru di startup fintech,” kata Eddi.
Sisi negatif pandemi corona terhadap MCI adalah, penundaan program inkubatornya. Padahal, program tersebut selama ini menjadi andalan MCI untuk mengembangkan potensi para pengusaha muda, khususnya dibidang keuangan.
Meski demikian, MCI tetap tidak mengubah besaran alokasi dana untuk investasi tahun ini. Modal ventura milik Bank Mandiri ini, tetap mengalokasikan dana sebesar Rp 40 miliar untuk melaksanakan aksi bisnis tahun ini.
(Baca: Startup Telemedis hingga Barang Grosir Potensial Pasca Pandemi)