Cara Menghitung & Persiapkan Dana Darurat untuk Hadapi Pandemi Corona

Donang Wahyu|KATADATA
Ilustrasi. Idealnya, dana darurat yang disiapkan adalah 6 bulan pendapatan atau gaji.
Penulis: Agustiyanti
21/5/2020, 15.59 WIB

Yani dapat menghela nafas lega, dana tunjangan hari raya masuk ke rekeningnya tepat sepekan sebelum hari raya Idul Fitri. Perempuan berusia 27 tahun ini pun memilih untuk langsung menabungkan mayoritas dana THR-nya.

Ini berbeda dengan lebaran tahun-tahun sebelumnya. Usai dapat THR, ia biasanya langsung mampir ke mal untuk berbelanja baju baru untuk dirinya maupun keluarga. Namun tahun ini, ia memilih lebih realistis.

"Lebih baik THR disimpan karena enggak tahu apakah masih bisa terima gaji full di bulan-bulan depan," ungkap Yani yang bekerja di salah satu perusahaan pembiayaan. 

Pandemi virus corona membuat Yani lebih sadar pentingnya memiliki dana darurat. Padahal, membuat dana darurat selama ini tak pernah masuk dalam proritas perencanaan keuangannya.  

Perencana Keuangan Tatadana Consulting Diana Sandjaja menekankan pentingnya menganggarkan dana darurat di tengah ketidakpastian akibat pandemi corona. Usahakan tunda pengeluaran yang tidak perlu dan hanya menggunakan dana yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan dasar keluarga.

"Jika masih mendapatkan THR, sebaiknya simpan sebagian untuk dijadikan dana darurat karena kita belum tahu hingga kapan kondisi ini akan berlaku," ujar Diana.

(Baca: Agar Saat Pandemi tetap Happy )

Idealnya, menurut dia, dana darurat yang dialokasikan menggunakan perhitungan pendapatan bulan. Bagi yang sudah berkeluarga, sebesar 6 bulan pendapatan atau gaji. Sedangkan yang belum berkeluarga sebesar 3 bulan gaji.

"Tapi dalam kondisi sulit saat ini, kita bisa menggunakan perhitungan biaya minimal yang harus dikeluarkan dalam sebulan," ungkap dia.

Halaman: