Pendapatan Naik Signifikan, Laba Bank Mandiri Kuartal I Capai Rp 7,9 T
PT Bank Mandiri Tbk mencatatkan laba bersih sebesar Rp 7,92 triliun pada kuartal I 2020, tumbuh 9,44% dibandingkan kuartal I 2019 yang sebesar Rp 7,23 triliun.
Direktur Utama Bank Mandiri Royke Tumilar mengatakan, penopang utama pertumbuhan laba Bank Mandiri kuartal I 2020 berasal dari pendapatan komisi atau fee based income, yang tumbuh 23,95% menjadi Rp 7,7 triliun hingga akhir Maret 2020, dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,24 triliun.
"Sementara, net interest income (NIM) sebesar Rp 16,1 triliun pada kuartal I 2020, tumbuh 9,05% dibandingkan kuartal I 2019," kata Royke, dalam konferensi pers secara virtual, Senin (8/6).
Secara individu (hanya Bank Mandiri), per 30 Maret 2020 perseroan berhasil mencatatkan pendapatan bunga dan syariah bersih sebesar Rp 12,97 triliun, naik 6,64% dibanding kuartal I 2019. Sementara, laba bersih secara individu tercatat sebesar Rp 7,89 triliun, naik 11,61% dibanding laba kuartal I 2019 yang sebesar Rp 7,07 triliun.
Selain itu, kinerja anak usaha juga turut andil dalam raihan laba bersih Bank Mandiri. Sepanjang kuartal I 2020, total aset anak usaha Bank Mandiri tercatat sebesar Rp 207,3 triliun, naik 12,6% secara tahunan. Kemudian, pendapatan anak usaha tercatat meningkat 5,3% menjadi Rp 7,1 triliun.
(Baca: Mulai New Normal, Bank Mandiri Buka Kantor Cabang Secara Bertahap)
Dari sisi laba bersih, gabungan anak usaha Bank Mandiri mencatatkan laba sebesar Rp 747,3 miliar, tumbuh 2,9% dibanding kuartal I 2019. Sedangkan, pengembalian ekuitas atau return on equity (ROE) tercatat sebesar 10,6%.
Secara konsolidasi, laba Bank Mandiri didorong oleh pertumbuhan kredit sebesar 14,20%, dari Rp 790,5 triliun pada Maret 2019 menjadi Rp 902,7 triliun pada Maret 2020.
Secara individu, portofolio kredit di segmen wholesale per 30 Maret 2020 tercatat sebesar Rp 513 triliun, tumbuh 17,92%. Sementara pada segmen ritel, portofolio Bank Mandiri tercatat sebesar sebesar Rp 273,1 triliun, tumbuh 9,47% secara tahunan.
Untuk segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), penyaluran kredit tercatat mencapai Rp 89,2 triliun pada kuartal I 2020, tumbuh 6,9%. Jumlah penerima kredit UMKM sepanjang tiga bulan pertama 2020 tercatat sebanyak 929.000 pelaku UMKM.
Kemudian, dari segmen Kredit Usaha Rakyat (KUR), penyaluran kredit tercatat mencapai Rp 6,58 triliun, tumbuh 27,2% dibanding kuartal I 2019. Pelaku usaha yang mendapatkan KUR dari Bank Mandiri sepanjang kuartal I 2020 tercatat sebanyak 79.060 debitur.
(Baca: Bank Mandiri dan Pertamina Susun Panduan Kerja Sambut "New Normal")
Dari sisi aset, Bank Mandiri mencatatkan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 13,72% menjadi Rp 943,1 triliun pada kuartal I 2020, dari sebelumnya Rp 827,7 triliun pada kuartal I 2019.
Dari sisi kualitas kredit, per 30 Maret 2020 Bank Mandiri mencatat level kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) gross sebesar 2,36%, turun dibandingkan level NPL gross per 30 Maret 2019 yang sebesar 2,68%.
Sedangkan, biaya cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) pada kuartal I 2019 tercatat sebesar Rp 3,47 triliun, meningkat 28,09% dibandingkan kuartal I-2019 yang sebesar Rp 2,7 triliun.
Direktur Manajemen Risiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin menjelaskan, meningkatnya rasio biaya CKPN ini untuk mengantisipasi kredit bermasalah atau NPL, yang diakibatkan oleh situasi krisis pandemi corona atau Covid-19.
“Saat ini kami terus berupaya menjaga kualitas aset dan bisnis, karena pandemi ini sangat berpotensi memberikan dampak bagi bisnis perseroan,” kata Royke.
(Baca: Bank BUMN Gencar Terbitkan Surat Utang Valas untuk Perkuat Likuiditas)