Digitalisasi Kian Gencar, Bank Mandiri Jamin Tak akan PHK Karyawan

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/hp.
Nasabah bertransaksi di anjungan tunai mandiri (ATM) Bank Mandiri, Jakarta, Selasa (19/5/2020).
22/6/2020, 14.31 WIB

PT Bank Mandiri Tbk terus memperkuat layanan digitalnya ditengah perubahan gaya hidup masyarakat akibat pandemi corona. Meski demikian bank pelat merah ini menegaskan tidak akan mengurangi jumlah alias mem-PHK karyawannya.

Corporate Secretary Bank Mandiri Rully Setiawan mengungkapkan, untuk mendukung fokus penguatan digital banking, perusahaan akan mengembangkan kompetensi sumber daya manusia (SDM)-nya.

"Sehingga pengembangan digital tak akan mengorbankan jumlah karyawan, namun mengoptimalkan pengembangan skill atau kemampuan SDM. Nantinya, dengan pengembangan kemampuan ini, pegawai akan siap beradaptasi dari sisi operasional untuk penguatan layanan digital Bank Mandiri," ujarnya melalui keterangan pers, Senin (22/6).

Dia menambahkan bahwa untuk memperkuat kapabilitas teknis, soft-skill, leadership SDM, Bank Mandiri menyediakan berbagai training, pelatihan, dan pendidikan melalui kerja sama dengan berbagai kampus terbaik di dalam dan luar negeri. Sehingga dapat menjadikan karyawan sebagai pembelajar yang tangguh atau growth mindset.

(Baca: Dua Bulan Pertama 2020, Transaksi Digital Bank Mandiri Tumbuh 19%)

Dari sisi infrastruktur, Mandiri juga terus mengembangkan layanan agar kehadiran Bank Mandiri di masyarakat sekitar dapat lebih dirasakan dan meninjau lokasi cabang yg berdekatan. 

Adapun hingga Mei 2020, jumlah transaksi e-channel Bank Mandiri mencapai 647 juta tranksaksi. “Aplikasi Mandiri Online menjadi salah satu layanan digital unggulan Bank Mandiri. Hingga Mei 2020 pengguna aktifnya telah mencapai 5 juta dengan nilai transaksi Rp 230 triliun,” kata Rully.

Tahun ini pun Bank Mandiri mulai memperkenalkan layanan Online Onboarding. Sehingga masyarakat tidak perlu ke kantor cabang atau mengunduh aplikasi untuk membuka rekening, tetapi cukup mengakses link join.bankmandiri.co.id melalui ponsel atau melakukan scan QR. Saat ini 65 ribu rekening baru telah dibuat masyarakat tanpa perlu ke cabang.

Sedangkan layanan Mandiri Online telah menjadi platform e-channel utama yang memiliki layanan lengkap untuk memenuhi kebutuhan nasabah ritel. Nasabah bisa melakukan transfer, bayar pajak, BPJS, telepon, kartu kredit, beli pulsa, token PLN, membuka rekening deposito, informasi transaksi kartu kredit dan lainnya, hingga pengisian saldo e-money.

(Baca: Corona Merebak, Bank Mandiri Dorong Transaksi Digital untuk Korporasi)

Sementara bagi segmen korporasi, Bank Mandiri juga telah mengembangkan solusi transaksi elektronik. Seperti Mandiri Cash Management (MCM) yang mampu mempermudah korporasi dalam mengelola dan memantau aktivitas dana masuk (collection), dana keluar (payment), dan likuiditas rekening kelolaan secara real time.

Rully menjelaskan bahwa layanan ini telah dilengkapi beberapa fitur, seperti layanan transfer domestik dan intenasional, pembayaran tagihan, monitoring aktivitas transaksi serta otorisasi bertingkat yang dilengkapi dengan teknologi keamanan.

Dengan fitur tersebut, ia mengaku, MCM semakin diminati para pelaku usaha. Hal ini terlihat dari jumlah pengguna yang terus bertambah hingga mencapai 450 ribu perusahaan sejalan dengan pertumbuhan nilai transaksi sebesar Rp 1.303 triliun atau naik 16 % dari Februari 2019.

(Baca: Bank Mandiri Naikkan Limit Transfer Online Dukung Pembatasan Sosial)

Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah