Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,49% ke posisi 14.105 per dolar Amerika Serikat pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Rupiah menguat seiring sentimen data pesanan barang tahan lama AS pada Mei yang lebih baik dari ekspektasi.
Mengutip Bloomberg, rupiah bergerak melemah tipis dari posisi pembukaan ke level 14.109 per dolar AS hingga pukul 09.30 WIB. "Pagi ini terlihat penguatan pada harga aset-aset berisko seperti indeks saham Asia dan nilai tukar emerging market terhadap dolar AS," ujar Vice President Monex Investindo Futures Ariston Tjnedra kepada Katadata.co.id, Jumat (26/6).
(Baca: Pemerintah Izinkan Pajak Digital Dibayar Menggunakan Dolar AS)
Mayoritas mata uang Asia pagi ini turut menguat terhadap dolar AS. Ringgit Malaysia naik 0,03%, baht Thailand 0,01%, rupee India 0,08%, peso Filipina 0,13%, won Korea Selatan 0,53%, dolar Singapura 0,04%, dan yen Jepang 0,01%. Sementara dolar Hong Kong stagnan dan yuan Tiongkok menguat 0,28%.
"Penguatan ini mengikuti penguatan yang terjadi di pasar keuangan AS semalam. Nanun, pasar keuangan masih terjadi tarik-menarik antara sentimen pemulihan ekonomi dan kekhawatiran kenaikan kasus dan gelombang dua Covid-19," jelas dia.
(Baca: Modal Asing Masuk Masih Seret Meski Imbal Hasil Surat Utang RI Menarik)
Semalam, AS merilis data pesanan barang tahan lama pada Mei yang tumbuh 15,8% setelah sebelumnya mengalami penurunan 17,7%. Ini membuktikan ekonomi mulai berekspansi kembali setelah dibukanya perekonomian di tengah pandemi.
"Namun, kenaikan kasus covid-19 masih menimbulkan kekhawatiran pelaku global. Kekhawatiran ini menahan sentimen positif tersebut sehingga Aset berisiko naik-turun di kisaran yang sama," kata dia.
Ariston memperkirakan rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak di kisaran yang sama seperti kemarin. Kurs rupiah berpotensi menguat tipis mengikuti sentimen pagi ini pada rentang Rp 14.050 hingga Rp 14.200 per dolar AS.