Bank Indonesia mencatat utang luar negeri ndonesia meningkat pada akhir kuartal II 2020 menjadi US$ 408,6 miliar atau sekitar Rp 5.843 triliun, menggunakan asumsi kurs JISDOR akhir Juni Rp 14.302 per dolar AS. ULN ini tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ULN pada kuartal sebelumnya sebesar 0,6% secara tahunan.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Onny Widjanarko mengatakan penyebab pertumbuhan ULN yang lebih tinggi yaitu transaksi penarikan neto ULN, baik oleh pemerintah maupun swasta. "Selain itu, penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan nilai ULN berdenominasi rupiah," tulis Onny dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (14/8).
Posisi ULN Indonesia pada akhir kuartal II 2020 terdiri dari ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$ 199,3 miliar dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar US$ 209,3 miliar.
ULN pemerintah mencatat peningkatan dibandingkan kuartal sebelumnya. Posisi ULN pemerintah pada akhir kuartal II 2020 tercatat sebesar US$ 196,5 miliar, tumbuh 2,1% secara tahunanqq, setelah pada kuartal sebelumnya mengalami kontraksi 3,6%.
Peningkatan ULN pemerintah terjadi seiring penerbitan sukuk global untuk memenuhi target pembiayaan, termasuk satu seri green sukuk yang mendukung pembiayaan perubahan iklim. Selain itu, arus masuk modal asing di pasar Surat Berharga Negara yang masih cukup tinggi menjadi penyebab.
Hal tersebut mengindikasikan persepsi yang positif terhadap pengelolaan kebijakan makroekonomi dalam memitigasi dampak pandemi Covid-19, menjaga stabilitas dan mendorong pemulihan ekonomi.
Namun, BI memastikan ULN pemerintah tetap dikelola secara hati-hati dan akuntabel mendukung belanja prioritas yang di antaranya mencakup sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 23,5% dari total ULN Pemerintah, sektor konstruksi sebesar 16,4%, sektor jasa pendidikan 16,3%, sektor jasa keuangan dan asuransi 12,4%, serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib 11,7%.
ULN swasta meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya. ULN swasta pada akhir kuartal II 2020 tumbuh 8,2%, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 4,7%.
Perkembangan ini disebabkan oleh meningkatnya pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan, sedangkan ULN lembaga keuangan tercatat kontraksi. ULN perusahaan bukan lembaga keuangan terakselerasi dari 7% menjadi 11,4%, sedangkan ULN lembaga keuangan terkontraksi 1,7%, lebih rendah dari kontraksi 2,4%.
Beberapa sektor dengan pangsa ULN terbesar, yakni mencapai 77,3% dari total ULN swasta, adalah sektor jasa keuangan & asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas & udara dingin, sektor pertambangan & penggalian, dan sektor industri pengolahan.
Dengan demikian, BI menilai struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Rasio ULN Indonesia terhadap produk domestik bruto pada akhir kuartal II 2020 sebesar 37,3%, meningkat dibandingkan dengan rasio pada triwulan sebelumnya sebesar 34,5%.
Meskipun meningkat, struktur ULN Indonesia tetap didominasi oleh ULN berjangka panjang dengan pangsa 89% dari total ULN. Dalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, BI dan pemerintah terus meningkatkan koordinasi dalam memantau perkembangan ULN, didukung dengan penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.
Kementerian Keuangan melaporkan posisi utang pemerintah per akhir Juni 2020 sebesar Rp 5.264,07 triliun atau 32,67% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Jumlah itu meningkat Rp 693,9 triliun atau 15,2% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.