Lima Bankir Bank Mandiri Ditunjuk Masuk Jajaran Dewan Direksi BNI

Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi, Kantor Pusat PT Bank Mandiri Tbk. Lima bankir Bank Mandiri ditunjuk mengisi susunan Dewan Direksi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Penulis: Ihya Ulum Aldin
2/9/2020, 16.54 WIB

Talenta para bankir PT Bank Mandiri Tbk agaknya spesial di mata Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hal ini ditunjukkan dengan dipilihnya lima bankir Bank Mandiri menduduki posisi di Dewan Direksi PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).

Masuknya lima bankir Bank Mandiri ke dalam jajaran manajemen BNI ini merupakan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang digelar pada Selasa (2/9). Lima bankir Bank Mandiri tersebut antara lain Royke Tumilaar, Silvano Rumantir, Novita Widya Anggraini, David Pirzada dan Muhammad Iqbal.

Royke yang merupakan Direktur Utama Bank Mandiri mendapat mandat untuk menduduki posisi pimpinan utama BNI, menggantikan Herry Sidharta. Sementara Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri Silvano Rumantir ditunjuk sebagai Direktur Corporate Banking BNI menggantikan Benny Yoslim.

Sementara Novita ditunjuk menduduki kursi Direktur Keuangan BNI yang sebelumnya dijabat oleh Sigit Prastowo. Di Bank Mandiri, Novita menjabat sebagai SVP Strategy & Performance Management.

Kemudian, David Pirzada yang merupakan Senior Executive Vice President (SEVP) Wholesale Risk ditunjuk sebagai Direktur Manajemen Risiko BNI, menggantikan Osbal Saragi Rumahorbo. Terakhir, Muhammad Iqbal yang memegang posisi sebagai SVP Small Medium Enterprise Banking Bank Mandiri ditunjuk sebagai Direktur Bisnis UMKM BNI menggantikan Tambok Parullian Setyawati.

Sebagai pengganti sementara sebagai nahkoda Bank Mandiri, Wakil Direktur Utama Hery Gunardi mengaku berat hati karena harus melepas jajaran manajemen tersebut. Namun, di samping itu, dia bersyukur bahwa SDM Bank Mandiri kembali dipercaya untuk memperkuat bank BUMN lain.

"Agar dapat bersama-sama membangun ekonomi nasional, khususnya di tengah tekanan bisnis dan ketidakpastian yang tinggi akibat dampak pandemi Covid-19.” katanya dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, Rabu (2/9).

Hery pun yakin bahwa Kementerian BUMN selaku pemegang saham pengendali di Bank Mandiri dan BNI, akan menempatkan talenta-talenta terbaik untuk memperkuat jajaran manajemen di seluruh perusahaan BUMN, termasuk di sektor perbankan.

Terkait dengan susunan pengurus Bank Mandiri pasca-penunjukan tersebut, Hery mengatakan bahwa pihaknya akan mendiskusikannya dengan Dewan Komisaris dan Kementerian BUMN untuk pelaksanaan RUPSLB.

Adapun, Royke merasa bangga diberi amanah oleh pemegang saham, dalam hal ini Kementerian BUMN, untuk memimpin BNI karena bank ini memiliki sejarah yang panjang sejak 1946.

Royke mengatakan bahwa pengalamannya selama puluhan tahun di Bank Mandiri bisa menjadi modal untuk melakukan transformasi di BNI. Ia mengatakan sudah melewati berkali-kali proses transformasi dilakukan oleh Bank Mandiri selama dirinya berkarir di sana.

Menurutnya, tidak ada yang spesial dengan penugasannya kali ini, namun pemegang saham ingin ada perubahan-perubahan dengan tingkat ekspektasi tertentu. Hal ini supaya BNI memiliki kemampuan transaksi di luar negeri dan memiliki alternatif pendanaan yang inovatif. Target tersebut dapat dicapai dengan membuat tim direksi BNI kompak.

"Tentu banyak hal yang menjadi target ke depan, tapi pembahasan mengenai rencana kerja tersebut mungkin bisa dilakukan di lain kesempatan," kata Royke dalam virtual conference.

Reporter: Ihya Ulum Aldin