Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menyematkan peringkat idAAA kepada Indonesia Financial Group (IFG). Pefindo menilai holding BUMN asuransi dan penjaminan tersebut memiliki kondisi kesehatan keuangan yang baik.
Pefindo menjelaskan bahwa peringkat idAAA pada IFG mencerminkan dukungan yang sangat kuat dari pemerintah, profil kredit yang kuat dari anak-anak perusahaan, serta likuiditas dan fleksibilitas keuangan yang kuat.
"Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kinerja operasional yang berada pada tingkat rata-rata karena pandemi Covid-19," tulis Pefindo dalam keterangan resmi yang dikutip Katadata.co.id, Jumat (1/1).
Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Pefindo. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior.
IFG diakui memiliki pengelolaan keuangan yang prima dan mampu memenuhi seluruh kewajiban keuangannya secara prima di tengah krisis akibat pandemi ini, baik dari sisi keuangan maupun operasional.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), BUMN di sektor keuangan dan asuransi meraih laba bersih terbesar dibandingkan sektor lainnya pada 2019. Nilainya yakni sebesar Rp 77,16 trilliun. Sedangkan raihan laba bersih sektor-sektor lainnya dapat dilihat pada databoks berikut:
Sekretaris Perusahaan IFG Oktarina Dwidya Sistha mengaku bersyukur IFG mendapatkan peringkat tertinggi dari Pefindo. Seperti diketahui. IFG baru dibentuk Maret 2020 lalu dengan induk PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (BPUI).
"Hal ini tidak terlepas dari komitmen, integritas dan kolaborasi semua pihak dalam melaksanakan strategi dan kebijakan IFG," kata Sistha.
Sebagai holding, IFG memiliki sembilan entitas anak perusahaan yang fokus pada produk keuangan dan pasar modal, asuransi umum dan penjaminan, serta asuransi jiwa dan kesehatan.
Adapun anak perusahaan IFG meliputi PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Graha Niaga Tata Utama, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Sekuritas, PT Bahana Artha Ventura, dan PT Bahana Kapital Investa.
IFG saat ini memiliki total aset secara konsolidasi sebesar Rp 76,2 triliun. Adapun total premi bruto sebesar Rp 18 triliun, dimana total dana kelolaan konsolidasi holding mencapai Rp 81,8 triliun hingga saat ini.
Pada 2021, IFG akan mendongkrak pertumbuhan anorganik salah satunya melalui pendirian IFG Life, perusahaan asuransi yang fokus di layanan asuransi jiwa dan kesehatan. Ke depannya IFG Life akan menerima migrasi polis asuransi dari nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) hasil restrukturisasi.
Penyelesaian Masalah Jiwasraya
Pemerintah dan Jiwasraya menyiapkan tiga produk baru dalam rangka program restrukturisasi untuk menyelamatkan seluruh polis Jiwasraya. Produk-produk tersebut bakal dirilis bersamaan dengan sosialisasi program restrukturisasi polis Jiwasraya pada Desember lalu.
Direktur Teknik Jiwasraya Angger P. Yuwono mengatakan produk lama asuransinya akan diganti dengan produk baru, setelah pemegang polis menyetujui program restrukturisasi. Ketiga produk baru Jiwasraya yang bernama Tata Masa Depan (Tampan), Manfaat Bertahap (Mantap), dan Pendanaan Hari Tua (PHT).
"Ini berlaku untuk semua produk mulai dari produk JS Saving Plan, hingga produk Dwiguna atau Endowment di kategori retail dan korporasi," kata Angger dalam keterangan resminya, Kamis (3/12).
Angger menjelaskan penerbitan tiga produk ini untuk meminimalisasi kerugian yang akan dialami pemegang polis dan keuangan negara. Minimalisasi kerugian perlu dilakukan sebagai ekses dari tingginya pemberiaan manfaat dari produk-produk lama Jiwasraya.